MONITOR, Depok – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty mengaku prihatin terhadap dampak media sosial (medsos) di kalangan masyarakat. Keberadaan medsos saat ini dinilai telah dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif.
Hal itu dikatakan Citra menanggapi sebuah video di medsos yang dinilai telah melakukan penggiringan opini publik terkait proyek revitalisasi trotoar di Jalan Margonda. Bahkan, ada satu video lainnya yang melibatkan anak-anak, sengaja dibuat dan diduga kuat untuk menciptakan opini publik terkait relokasi SDN Pondok Cina 1.
“Sekarang itu anak kecil (pelajar) giat bersosmed, jarang membaca. Jadi menggiring opini publik itu sekarang gampang sekali, mudah sekali, lewat sosial media,” kata Citra, saat berdiskusi bersama sejumlah wartawan di kantor PWI Depok, Jumat (18/11/2022).
“Menggiring opini publik termasuk membunuh karakter seseorang, itu gampang sekali lewat media sosial, itu yang saya sangat khawatirkan,” sambungnya menjelaskan.
Karena itu, Citra pun mengaku prihatin dengan perkembangan media sosial saat ini, dimana minimnya informasi dan konten-konten edukatif untuk dikonsumsi masyarakat, khususnya anak-anak usia pelajar.
Anak-anak saat ini begitu lekat dengan media sosial. Bahkan waktu mereka acapkali dihabiskan untuk bermedia sosial dibandingkan dengan waktu untuk belajar atau berkumpul bersama keluarga.
“Khawatirkan kenapa? genarasi ke bawahnya loh. Anak-anak itu kan semua biasanya lihat di medsos (YouTube, Instagram, Facebook, TikTok).
Lihatnya sepotong-sepotong tanpa terlebih dahulu menyaringnya, sehingga dapat berdampak negatif terhadap anak tersebut,” pungkas Citra.
Seperti diketahui, belum lama ini masyarakat Depok dihebohkan dengan sebuah video yang menginformasikan pintu masuk SDN Pondok Cina (Pocin) 1, Kecamatan Beji, tertutup trotoar. Peristiwa tersebut viral di sejumlah media sosial di Kota Depok pada Rabu 9 November 2022.
Mengetahui hal itu, DPUPR Kota Depok bergerak cepat, memfasilitasi akses jalan masuk SDN Pondok Cina 1 dengan membuat anak tangga. Langkah tersebut dillakukan agar pelajar yang ingin masuk ke sekolah bisa lebih mudah melewati gerbang masuk.
Tertutupnya akses jalan masuk SDN Pondok Cina 1 tersebut lantaran seiring dilakukannya revitalisasi trotoar Jalan Margonda dan direlokasinya SDN Pondok Cina 1, yang lahannya akan dialihfungsikan untuk pembangunan Masjid Jami Al-Quddus.
Rencana itu pun mendapat perlawanan dari sejumlah orang tua murid yang anaknya masih bertahan untuk bersekolah di SDN Pondok Cina 1. Mereka tak rela jika sekolah anaknya direlokasi.
Bahkan, para orangtua murid itu sempat melakukan aksi unjuk rasa ke DPRD Depok untuk menolak rencana relokasi tersebut. Peristiwa di SDN Pondok Cina 1 inipun kini menjadi polemik dan sorotan publik.
MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letjen…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Hukum (Kemenkum) RI mengawal pelaksanaan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)…
MONITOR, Kalbar - Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengingatkan pengawas ad hoc untuk cermat menanggapi surat KPU. Dia…
MONITOR, Jakarta - Presiden Prabowo Subiyanto memberi perhatian penuh pembangunan pendidikan di pondok pesantren dan…
MONITOR, Lebak - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lebak, KH. Asep Saefullah mengajak…
MONITOR, Bekasi - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menggelar kegiatan Doa Bersama dan Santunan Anak…