MONITOR, Jakarta – Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM), Arif Wismadi menilai subsidi harus tepat sasaran di tengah kondisi fiskal yang serba terbatas.
Dia berkata ketepatan sasaran untuk menghindari kesalahan inklusi dan kesalahan eksklusi.
“Kesalahan inklusi, di mana orang yang justru menggunakannya akan menghabiskan kuota yang disediakan. Sedangkan kesalahan eksklusi, akan menempatkan orang orang yang benar benar membutuhkan menjadi tidak terbantu,” ujar Arif.
Arif menuturkan subsidi komoditi seperti ke BBM harus sudah mulai beralih ke subsidi sistem.
“Idealnya, jika subsidi diperlukan, maka dihindari subsidi pada komoditi. Subsidi komoditi mestinya dialihkan menjadi subsidi sistem. Misalnya subsidi BBM dialihkan ke subsidi sistem mobilitas,” ujarnya.
Arif pun mengatakan pengalihan ke subsidi untuk energi ramah lingkungan juga perlu menjadi perhatian ke depan. Sebab, energi ramah lingkungan sangat berperan mencegah dampak negatif dari energo fosil.
“BBM ramah lingkungan penting tidak hanya untuk diri sendiri, lingkungan sekitar, namun juga lingkungan global. Dampak luas penggunaan BBM yang terlalu eksesif, akan mempengaruhi kualitas lingkungan lintas negara,” ucap Arif.
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menyatakan pihaknya sedang berupaya…
MONITOR, Depok- Sebanyak 199 warga dari 278 bidang lahan atas nama Kementerian Agama berkumpul untuk…
MONITOR, Jakarta - Pada penyelengaraan ibadah haji 1445 H/2024 M, Indonesia akan memberangkatkan 241.000 jemaah.…
MONITOR, Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan…
MONITOR, Jakarta - Upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kemandirian Industri Kecil Menengah (IKM) salah satunya…
MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mengapresiasi rencana Presiden Jokowi yang akan membentuk Satuan…