Categories: PENDIDIKAN

Peneliti PTKI Didorong Ambil Peluang Kemitraan Model Baru

MONITOR, Jakarta – Program kemitraan asing terhadap Perguruan Tinggi Keagaman Islam (PTKI) bukanlah hal baru. Program SILE (Supporting Islamic Leadership in Indonesia) atau LLD Project yang ditawarkan Canadian International Development Agency, sudah menjalin kemitraan dengan kampus-kampus PTKI di Indonesia.

Peneliti DT Global Kanada, Lina Kalfayan, menjelaskan SILE/ LLD Project sejauh ini menjalin kerjasama dengan UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Alaudin Makassar.

“Program SILE yang ditawarkan Kanada mencakup dua hal, yaitu pengembangan sumber daya manusia serta kajian kurikulum yang bermuara pada lima tema besar yaitu demokratisasi, good governance, hak asasi manusia, gender dan community development,” terang Lina Kalfayan dalam konferensi sesi 2 rangkaian kegiatan ICON UCE 2022, di Gedung Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (25/10/2022).

Dibalik program yang ditawarkan, Lina menyatakan SILE memiliki misi untuk memperluas kapasitas UIN di Indonesia agar dapat mengembangkan tanggungjawab sosial kepada masyarakat lebih baik.

Lina menambahkan, dibawah dukungan SILE ini, muncul sebuah model baru kemitraan yang terjalin antara universitas dan masyarakat.

Dosen IAIN Bone Syamsuriadi juga mendorong para peneliti PTKI untuk mengambil peluang kemitraan dari sejumlah NGO. Belajar dari pengalamannya, Syamsuriadi menyatakan model pengabdian yang dilakukannya berbasis kebutuhan masyarakat.

Mengambil objek penelitian di sektor pertanian, ia pun mulai menggali kemampuan petani dan sumber potensi alam yang dapat dimanfaatkan lebih baik melalui kearifan lokal.

“Cara kita menggali data-data di masyarakat, tentu butuh model strategi yang baru,” ujarnya membagikan pengalaman.

Dikatakan dia, masyarakat mulai belajar menggali potensi alam daerah mereka, kemudian memanfaatkan semua tanaman yang mengandung unsur hara dijadikan sebagai pupuk organik.

Ia pun melihat ada perubahan perilaku para petani, serta peningkatan pendapatan petani dan produk tembus pasar ekspor. Menurutnya, program penelitian yang ditawarkan harus mengeksplorasi potensi masyarakat, bukan justru mengeksploitasi mereka.

“Peluang kemandirian harus dilakukan, karena potensi kearifan lokal kita sangat luar biasa,” pungkasnya.

Recent Posts

LPDB HUT ke-19, Perkuat Komitmen Pembiayaan Dana Bergulir ke Koperasi

MONITOR, Jakarta - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi merayakan hari jadinya yang ke-19 dengan…

1 jam yang lalu

DPR Setuju Gagasan Prabowo Hapus Tantiem, Komisaris BUMN Harus Fokus Kinerja

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim, mendukung penuh langkah Presiden…

2 jam yang lalu

Spektakuler! Dari Closing Celebration ke Awal Perjalanan, UPH Festival 2025 Bangkitkan Iman dan Karakter Mahasiswa Baru

MONITOR, Jakarta - Semarak Universitas Pelita Harapan (UPH) Festival 2025 resmi ditutup dengan gemilang melalui…

3 jam yang lalu

Pidato Puan Soal Kritik Harus Direspons Dapat Pujian, Dinilai Pahami Ekspresi Keresahan Rakyat

MONITOR, Jakarta - Pidato Ketua DPR RI Puan Maharani terkait fenomena kritik kreatif yang disampaikan…

4 jam yang lalu

Ribuan MABA UIN Malang Ikuti PBAK, Kemenag Bekali Wawasan Kepemimpinan

MONITOR, Malang - Kurang lebih 4.971 mahasiswa baru UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengikuti Pengenalan…

4 jam yang lalu

Tarif PBB-P2 Naik di Sejumlah Daerah, DPR: Pemicunya Cukup Beragam!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi II DPR RI, Muhammad Khozin mengatakan terdapat fenomena kenaikan tarif…

5 jam yang lalu