PERTANIAN

Guru Besar Unhas Dorong Diversifikasi Melalui Pengembangan Sumber Pangan Lokal

MONITOR, Makassar – Guru besar Ilmu Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Rusnadi Padjung, mendorong diversifikasi melalui pengembangan pangan lokal pengganti beras.

Hal tersebut menurutnya sangat penting, selain meningkatkan keanekaragaman produksi dan konsumsi pangan lokal yang bergizi dan aman untuk dikonsumsi, juga sebagai bentuk antisipasi ancaman krisis pangan global.

“Selama ini beras menjadi sumber pangan yang dominan. Sementara, Indonesia ini kaya akan sumber pangan sebagai alternatif mengurangi ketergantungan terhadap beras,” kata Rusnadi ketika dihubungi, Sabtu (8/10).

Rusnadi melanjutkan upaya pengembangan sumber pangan lokal berbasis potensi
sumber daya lokal secara berkelanjutan akan memerpkuat capaian swasembada beras.

“Ingat, kekayaan keanekaragaman
hayati dan potensi sumber pangan lokal kita sangat luar biasa dan itu
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Ada sagu, ubikayu, ubijalar pisang,” ungkapnya.

Sebagai informasi, salah satu contoh sumber pangan yang potensial untuk diakselerasi sebagai pengganti beras adalah sagu. Pertanaman sagu di Indonesia terdapat di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulaweai dan Kalimantan. Sagu yang berasal dari Sentani misalnya, kandungan karbohidrat bisa mencapai 56 sampai 87 persen, sementara kandungan pati diantara 81 sampai 84 persen.

Namun, lebih lanjut Rusnadi menjelaskan bahwa harga sagu relatif masih mahal dibandingkan beras karena infrastruktur sagu masih terbatas dan berada di wilayah-wilayah yang sulit.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman pangan lokal.

Menurutnya, Kementan telah melakukan mitigasi untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi ancaman krisis pangan global, termasuk dengan memperkuat berbagai strategi dan upaya memperkuat potensi pangan berbasis sumberdaya lokal. Selain upaya menjaga tingkat produksi beras agar tetap swasembada.

“Kita punya banyak bahan baku pangan berpotensi sebagai cadangan dan substitusi beras. Dan semua ada di sekitar kita dan lama menjadi pangan konsumsi masyarakat lokal,” kata Kuntoro.

Recent Posts

Kloter KJT 28 Tutup Layanan Makkah, Jemaah Terkonsentrasi di Madinah

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan haji di Makkah hari ini berakhir ditandai pelepasan jemaah kloter…

2 jam yang lalu

Soal Illegal Fishing, Prof Rokhmin Desak KKP Ambil Langkah Total Football

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, melontarkan kritik tajam dalam…

5 jam yang lalu

Marak Kasus Virus Hanta, Puan Minta Tindakan Cepat dan Terpadu Hadapi Ancaman Zoonosis

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti temuan sejumlah kasus virus Hanta tipe…

8 jam yang lalu

Intoleransi Berujung Kasus Pidana di Sukabumi, DPR Ingatkan Beribadah Hak Setiap Warga

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menyampaikan keprihatinan atas insiden pembubaran…

9 jam yang lalu

Kemenag Siapkan Monev KIP 2025, Optimistis Raih Hasil Maksimal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama mulai mempersiapkan pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap layanan informasi…

11 jam yang lalu

Prof Rokhmin Minta Kementan Agar Tak Terobsesi pada Angka Produksi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyampaikan kritik tajam soal…

11 jam yang lalu