MONITOR, Yogyakarta – Industri batik merupakan salah satu kontributor signifikan bagi perekonomian nasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong industri yang didominasi oleh industri kecil dan menengah ( IKM ) ini untuk terus produktif dan berdaya saing.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui fasilitasi sertifikasi Batikmark sebagai dukungan Kemenperin untuk menjamin mutu, kualitas, dan keaslian produk batik Indonesia, sehingga mampu bersaing, baik di pasar lokal maupun global.
Sumbangsih industri batik terhadap devisa tercermin pada capaian ekspor sepanjang tahun 2021 yang mencapai USD46,24 juta. Pada semester 1 tahun 2022, nilai ekspor produk batik mencapai USD27,42 juta.
“Kinerja yang baik tersebut diharapkan terus berkembang, seiring pulihnya kondisi ekonomi nasional pascapandemi,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi dalam acara puncak peringatan Hari Batik Nasional (HBN) Tahun 2022 yang diselenggarakan di Yogyakarta serta secara hybrid, Selasa (4/10/2022).
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui Batik Indonesia sebagai warisan Budaya Tak Benda peninggalan budaya dunia. Pengukuhan tersebut menjadi suatu kebanggaan dan sekaligus tantangan bagi Bangsa Indonesia, karena seluruh pemangku kepentingan batik di Indonesia dituntut untuk terus melestarikan dan melindungi batik sebagai warisan budaya yang berkelanjutan.
Industri batik di Tanah Air telah menyerap tenaga kerja sebanyak 200.000 orang dari 47.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia. Sebagai bagian dari industri tekstil, batik juga menjadi salah satu prioritas dalam implementasi peta jalan terintegrasi Making Indonesia 4.0.
Batik sebagai budaya asli milik Indonesia kini telah tumbuh di daerah-daerah yang bahkan tidak memiliki tradisi membatik. Batik dari sudut pandang industri telah mendorong banyak daerah untuk bisa memiliki ciri khas dan motif yang mewakili unsur kearifan lokal.
“Karenanya, Hari Batik Nasional tahun 2022 mengambil tema “Batik Merangkai Indonesia” yang menunjukkan keanekaragaman batik di seluruh Indonesia sehingga mampu menjadi sarana pemersatu bangsa dan berpotensi menjadi pendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi, sejalan dengan semangat presidensi G20, Recover Together, Recover Stronger,” jelas Doddy.
Dalam peringatan Hari Batik Nasional kali ini, Kemenperin memberikan fasilitasi sertifikasi Batikmark “Batik Indonesia” kepada 50 IKM batik di nusantara, dari Sumatra hingga Papua. Kepala BSKJI Kemenperin menyerahkan sertifikat secara simbolis kepada Batik Erna dari Mojokerto, Batik Kuntul Perak dari Bontang, Batik Zhorif dari Jambi, Zulpah Batik dari Bangkalan, dan Batik Beras Basah dari Bontang.
“Selain bertujuan menjamin mutu, labelisasi Batikmark juga sekaligus menjadi identitas bahwa produk batik tersebut asli buatan Indonesia. Dengan demikian, batik Indonesia mudah dikenal dan terpercaya di kancah dunia,” kata Kepala BSKJI Kemenperin.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) tengah melaksanakan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil…
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…