MONITOR, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyusun langkah cepat untuk mengatasi inflasi yang terjadi di wilayahnya, yang tercatat 4,97 persen pada Juni 2022. Salah satunya operasi pasar terhadap penyebab inflasi pada enam daerah, yakni di Kota Semarang, Surakarta, Tegal Purwokerto, Kudus, dan Cilacap.
Ganjar mengatakan beberapa komoditi yang menyebabkan inflasi di Jawa Tengah adalah kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, dan telur ayam ras.
“Menarik lagi di Jawa Tengah ini surplus semua, makanya ini surplus tapi kok harganya tinggi. Dugaan saya bawang merah sama cabainya piknik ke beberapa daerah lain yang membutuhkan,” kata Ganjar.
Menurutnya, langkah penanganan jangka pendek akan segera diambil. Salah satunya operasi pasar di enam daerah inflasi tinggi. Ganjar juga tidak menutup kemungkinan mengintervensi distribusi sejumlah komoditi.
“Ini enam kota besok akan kita ajak bicara, apakah di tingkat kabupaten/kota itu sudah akan melakukan intervensi,” ujarnya.
Langkah lain, lanjut Ganjar, jika fluktuasi terjadi tinggi, maka potensi daerah akan digerakkan. Misalnya, dengan BUMD Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) yang sudah menjadi Perseroda.
“(CMJT) dikasih penugasan public service obligation (PSO), agar meng-cover beberapa komoditas yang ada peluang untuk itu,” katanya.
Gas dan pupuk juga berpotensi mengalami kenaikan dan menimbulkan inflasi. Ganjar mengatakan, hal itu diprediksi terjadi karena perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai. Opsi pemberian subsidi dipertimbangkan.
“Maka tadi saya hitung, jumlah subsidi pupuk untuk di Jawa Tengah saja kira-kira tadi hanya 54 persen yang di-cover,” tuturnya.
Sebagai cadangan, Ganjar juga mendorong petani untuk bisa membuat pupuk sendiri. Masyarakat perlu diajari untuk memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumahnya.
“Kalau perlu di desa-desa itu ada bandha desa, pinggir jalan, tanami semua agar kita bisa mandiri dari sisi itu, karena situasi globalnya belum pasti,” tegasnya.
Terlepas dari upaya yang disiapkan, gubernur menegaskan, situasi yang terjadi saat ini mewajibkan seluruh aparatur pemerintah berkonsolidasi, siaga, dan merespon inflasi ini dengan cepat.
“Jadi kalau kita melihat kondisinya, rasa-rasanya seluruh komponen pemerintah mesti siaga. Menurut saya sudah siaga satu ini,” tandasnya.