Sabtu, 20 April, 2024

Dokter Hewan WIF Berbagi Tips Olah Daging Agar Aman Dikonsumsi

MONITOR, Jakarta – Setiap hari kasus hewan yang tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) semakin bertambah. Dilansir dari siagapmk.id (Jumat, 24/6/22), kini virus PMK sudah menyebar ke 19 provinsi dan 216 kota/kabupaten dengan rincian hewan yang sakit 242.795 ekor, sembuh 79.241, potong bersyarat 2.325 ekor, dan jumlah hewan yang mati mencapai 1.402 ekor.

Dengan tingginya kasus ini, maka diperlukan kehati-hatian saat mengonsumsi daging dari hewan berlambung empat dan berkuku dua. Drh. Taryat Ali Nursidik membagi tips dalam mengolah daging agar tetap aman dikonsumsi, terutama untuk Idul Adha mendatang.

“PMK ini menularnya sangat cepat, jadi lebih aman meski hewannya sehat tetap diasumsikan tertular PMK. Karena asumsinya tertular, maka daging itu dibuang limfloglandulanya lalu direbus tanpa dicuci. Dipanaskan 70°C selama 30 menit, dan bungkus-bungkus bekas dagingnya langsung dibakar,” jelas pria yang akrab disapa Abah Taryat ini.

Untuk tulangnya sendiri, lanjut Abah Taryat, sebaiknya tidak dikonsumsi. Karena tulang merupakan tempat bersemayamnya virus PMK.

- Advertisement -

“Jadi setelah hewan disembelih, itu langsung deboning, pisahkan tulang dan dagingnya. Lalu tulangnya ini tidak dikonsumsi tapi langsung dikubur atau dibakar. Karena tulang adalah tempat bersemayam virus.”

Selain tulang, bagian tubuh yang juga harus dihindari mulut, lidah, jantung, paru-paru, ginjal, ambing, dan bagian kaki.

“Kaki juga termasuk tidak boleh untuk dikonsumsi karena kaki itu 80% tulang. Kalau jeroan, berdasarkan pengetahuan Abah, memang ada beberapa orang yang mengatakan jeroan jangan dikonsumsi. Tapi dari sisi keilmuan, yang kena itu bisa jantung, paru, ginjal dan ambing. Istilah dalam kedokterannya ada tiger heart, sedang di paru dan ambing alveolus-alveolusnya merenggang karena virus, jadi gak boleh dikonsumsi.”

Meski usus disebut bukan tempat bersemayam virus seperti jantung, paru, ginjal, dan ambing, imbuh Abah, namun karena harus dibersihkan dengan air terlebih dulu, maka sebaiknya tidak dikonsumsi sama sekali.

“Virus PMK ini tidak terbunuh oleh air, tapi dengan dipanaskan bisa terbunuh. Makanya jangan dicuci. Sebab kalau dicuci, virusnya akan menyebar. Jadi ketika daging datang itu buka, rebus, dan kemasannya bakar.

“Begitupun dengan usus. Meski bukan tempat bersemayamnya virus, tapi kalau terpaksa harus dicuci, maka terpaksa tidak dimakan. Dasarnya jeroan tidak dimakan itu karena harus dicuci. Kalau tidak dicuci kan ada kotorannya, kalau dicuci ya kemungkinan virusnya menyebar melalui air,” jelas Abah.

Termasuk saat memasak dengan cara dibakar, menurut Abah harus direbus dulu. “Anggap saja sekarang itu daging mentahnya adalah hasil rebusan. Sebab kalau hanya mengandalkan dibakar saja, matangnya tidak merata. Kalau direbus dulu, air panasnya meresap ke dalam. Begitu pun dengan kulitnya, harus direbus dulu. Baru bisa dimanfaatkan untuk lainnya.”

Hal yang juga perlu diperhatikan tak hanya saat pencacahan dan memasak saja, begitupun saat menyembelih harus diperhatikan.

“Virus PMK bisa berpindah melalui pakaian karena itu pakaian waktu nyembelih tidak dibawa ke tempat lain, harus disimpan di kandang tersebut. Jadi pakaian yang dipakai pas datang harus diganti dengan pakaian untuk menyembelih di ruang ganti.”

“Barangkali Abah hanya menekankan bagaimana kita tidak ikut menyebar, karena sebagai muslim kita harus ihsan (berbuat sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun sesama manusia). Bagaimana kita tidak boleh berpartisipasi dalam menyebarluaskan virus itu,” tukasnya.

Sinergi Foundation melalui Waqf Integrated Farm (WIF) melakukan ikhtiar maksimal untuk menjaga hewan kurban di Green Kurban agar tetap sehat dan aman dari penularan virus PMK.

Di antara ikhtiar yang dilakukan adalah melarang kunjungan, menjaga kesehatan kambing kurban melalui pakan organik, pemeriksaan kesehatan secara rutin, melakukan disinfeksi di sekitar kawasan kandang, hingga melengkapi dengan surat keterangan sehat dari dinas terkait.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER