MONITOR, Semarang – Sebulan menjelang perayaan Idul Adha, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terus menggencarkan upaya menekan laju sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Posko kesehawan hewan di perbatasan pun dimaksimalkan.
“Di beberapa tempat yang naiknya ekstrem itu outbreak, maka kenapa kemudian kita membuat Jogo Ternak, Bolo Ternak, untuk kemudian bisa menjaga itu penting,” kata Ganjar, ditemui seusai melantik Pimpinan Baznas Jateng periode 2022-2027 di Gradhika Bhakti Praja.
Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) hingga Kamis (9/6/2022) kemarin, Jateng dalam kondisi surplus 26.000 ekor ternak kurban (sapi, kerbau, kambing, domba), dengan rincian kebutuhan 280.000 ekor, dan tersedia pasokan 300.000 ekor.
Untuk menjaga itu, Ganjar juga menempatkan posko kesehatan hewan di daerah pintu masuk perbatasan. Termasuk, bekerja sama dengan Polda Jateng untuk melakukan kontrol pada lalu lintas hewan ternak.
Disnakkeswan, ujar Ganjar, juga telah diminta untuk berkomunikasi dengan pemerintah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk bersama menjaga.
“Sehingga kita bisa memastikan untuk hari raya Idul Adha ini suplainya cukup, sapinya sehat. Sapi, kerbau, kambing, ini penting untuk kita jaga,” ujarnya.
Komunikasi dengan pemerintah pusat juga terus dilakukan. Terutama untuk mendorong harga PCR hewan ternak bisa lebih murah. Saat ini, satu PCR hewan ternak harganya masih Rp 500ribu.
“Tapi insyaallah Menteri Pertanian juga sudah siapkan mungkin dalam waktu dua bulan vaksinnya sudah jadi,” katanya.
Sambil menunggu, Ganjar meminta seluruh pihak dan melalui gerakan Jogo Ternak, untuk mengedukasi publik tentang penanganan terhadap PMK tersebut.
“Edukasi pada publik, pada warga, harus didampingi. Kalau nggak, berbahaya,” tegasnya.
Sebagai informasi, hingga Kamis (9/6/2022) kemarin, jumlah hewan ternak positif PMK dan membaik mencapai 1.557 ekor. Adapun saat ini jumlah hewan ternak yang masih positif sebanyak 282 ekor, dan yang mati 58 ekor.