PERTANIAN

Akademisi IPB: Sejak 2019 Indonesia Tak Impor Jagung Pakan

MONITOR, Jakarta – Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi, mengapresiasi program dan kerja nyata Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi jagung nasional hingga pertengahan tahun 2022 ini.

Hal ini dikatakannya dengan merujuk data BPS, produksi bersih jagung sampai Juni 2022 dengan kadar air 14% sebesar 9,7 juta ton sehingga ketersediaan jagung dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan secara nasional.

“Data BPS pun mencatat sejak tahun 2019 hingga sekarang belum ada impor jagung pakan ternak. Artinya apa? Ini membuktikan pasokan jagung yang diproduksi petani kita mampu memenuhi permintaan atau kebutuhan dalam negeri,” demikian ujar Prima Gandhi di Bogor, Minggu (22/5/2022).

Sekretaris ICMI Orwilsis Bogor ini pun menegaskan capaian keberhasilann upaya pemerintah meningkatkan produksi jagung juga dibuktikan dengan data prognosa Kementan dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Yakni luas panen jagung nasional periodeo Januari-Mei 2022 seluas 2,44 juta hektar dengan produksi bersih sebesar 9,26 ton (kadar air 14 %).

“Ini benar-benar menunjukkan ketersediaan stok jagung sampai saat ini sangat cukup dan bisa dikendalikan. Saya berharap pemerintah khususnya Kementan terus melakukan peningkatan produksi dengan berbagai kolaborasi dan inovasi, khususnya dengan perguruan tinggi dan pelaku usaha,” tegasnya.

Menurut Prima Gandhi, kolaborasi ini juga membantu meningkatkan produksi jagung yang dibutuhkan industri pangan dengan persyaratan khusus yaitu rendah aflatoxin. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, data BPS mencatat produksi jagung 2021 dengan kadar air 14% sebesar 15,8 juta ton dan kebutuhan jagung nasional sekitar 14,36 juta ton.

“Karena itu, sy mendorong upaya pemerintah meningkat produksi jagung dengan menambah luas tanam, percepatan tanam dengan tumpang sari atau sisip, peningkatan produktivitas dengan benih unggul, pengendalian hama penyakit, penanganan panen dan alat pengering,” jelasnya.

“Implementasi upaya lain pun harus dimasifkan di berbagai daerah, seperti mengembangkan pola integrated farming berbasis jagung, pengembangan demplot farm jagung 3 hingga 4 tongkol dengan perlakuan hormon pada tanaman dan pengenalan pemupukan efisien berbagan organik hayati yang ramah lingkungan,” pinta Prima Gandhi.

Recent Posts

BEM Nusantara DKI Jakarta Apresiasi Gubernur Tangani Persoalan Banjir

MONITOR, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara DKI Jakarta memberikan apresiasi kepada Gubernur Pramono…

52 menit yang lalu

DPR Desak Polisi Usut Kasus Jual Beli Rekening Judol, Dorong Pelaku Dijerat Hukuman Maksimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas pihak-pihak…

2 jam yang lalu

24 Calon Dubes Penuhi Syarat, DPR Harap Diplomasi RI Makin Kuat

MONITOR, Jakarta - Komisi I DPR RI telah merampungkan fit and proper test 24 calon…

2 jam yang lalu

DPR Desak Kasus Kematian Brigadir Nurhadi Diusut Transparan, Soroti Gaya Hidup Aparat

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menegaskan bahwa penanganan kasus kematian…

3 jam yang lalu

571 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judol, Puan: Telusuri Tuntas, Masyarakat Rentan Jangan Jadi Korban

MONITOR, HJakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah segera melakukan penelusuran dan validasi…

3 jam yang lalu

IPW Sebut Penambahan Anggaran untuk Polri Adalah Sebuah Keniscayaan, Ini Alasannya

MONITOR, Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa penambahan anggaran…

10 jam yang lalu