MONITOR, Karawang – Konsep membangun tanaman pangan khususnya tanaman padi terdiri dari 3 aspek penting. Secara teknis harus berdasarkan dengan agroekosistem, yang kedua layak dari segi ekonomi dan dari sisi sosial komoditas yang dibudidayakan harus dapat diterima dan dipasarkan dengan baik. Hal tersebut disampaikan oleh Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dalam Bimtek Daring Propaktani Episode 434 di Jakarta.
Selain 3 hal tersebut, pembangunan tanaman pangan juga harus didukung oleh masyarakat petani. “ Petani harus meningkatkan kapasitasnya dan memiliki kelembagaan yang kuat. Pertanian kita harus menghasilkan produk yang aman yang dan sehat “ kata Suwandi.Lebih lanjut Suwandi menjelaskan cara caranya, “ Gunakan benih yang bagus, pupuk dan obat-obatan harus bagus. Kurangi pupuk kimia secara bertahap yang sisanya bisa gunakan kompos, pupuk organic buatan sendiri”, lanjut Suwandi.
Salah satu caranya adalah dengan Rekayasa ekologi bertujuan untuk restorasi agroekosistem supaya seluruh faktor kendali mampu bekerja secara alami, menuju kehidupan yang berkelanjutan. Pendekatan rekayasa ekologi bermanfaat untuk memulihkan peran ekosistem dalam mengendalikan populasi hama.
Endang Warih, akademisi UNSOED memaparkan bahwa “Ketergantungan pada pupuk kimia mengakibatkan penurunan kesuburan tanah, sedangkan penggunaan pestisida sintetis dapat memicu resurgensi dan resistensi sehingga terjadi ledakan OPT, mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kehidupan manusia” kata Endang.
“Teknik pengendalian dalam PHT meliputi Teknik budidaya, Pengendalian fisik/mekanik, pengendalian hayati dan pengendalian kimiawi. Kombinasi seluruh teknik pengendalian secara terpadu dan kompatibel berarti secara tidak langsung kita telah melaksanakan rekayasa ekologi” tutur Endang.
Peneliti baltanah Adha mengatakan, “Tanah hingga saat ini masih merupakan media utama tumbuh tanaman. Salah satu komposisi tanah adalah bahan organic sejumlah 5% namun memiliki peranan yang cukup penting.” Papar Adha. Kebutuhan pemenuhan kebutuhan pangan yang tinggi pada saat ini mengakibatkan pertanaman yang sangat intensif, munculnya teknologi untuk menciptakan varietas unggul baru dan mulai adanya introduksi pupuk organic dan hayati selain penggunaan pupuk kimia yang telah lama digunakan.
Program peningkatan produksi melalui IP 400 mengharuskan kita untuk melakukan pengelolaan tanah yang tepat sehingga tidak merusak lingkungan. “Langkah apa saja yang dapat dilakukan agar tanah tetap sehat dan mampu berproduksi? Diperlukan suplemen-suplemen khusus supaya tanah tetap sehat. Lakukan pemupukan berimbang. Berimbang dalam artian sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanamannya dan menggunakan kombinasi penggunaan pupuk organic dan anorganik. Pupuk organic ini adalah multivitamin yang secara komprehensif memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.” Jelas Adha panjang lebar.
Manajemen tanaman sehat (MTS) muncul dikarenakan beberapa kondisi antara lain pengelolaan lahan yang kurang tepat dapat memicu serangan hama dan penyakit, penurunan produktivitas, keadaan agroekosistem yang rentan. “Manajemen tanaman sehat merupakan upaya rekayasa agroekosistem sebagai suatu Gerakan pemberdayaan masyarakat karena melibatkan banyak pihak (hamparan yang luas)”, ungkap Khamim, POPT Lamongan, Jawa Timur.
Titik penting dala melaksanakan MTS adalah upaya preemtif dengan mengadaptasi setiap tahapan budidaya, dan diarahkan sebagai suatu proses perencanaan untuk mewujudkan agroekosisten yang sehat dan tanaman yang tahan terhadap serangan OPT. Sedangkan praktek MTS ini dilakukan pada setiap tahapan budidaya sejak pratanam dengan penekanan pada upaya pengendalian pada setiap tahapan praktek bercocok tanam.
Lebih lanjut Khamim mengatakan untuk menjaga desain agroekosistem agar pertanian dinamis dan berkelanjutan perlu dilakukan beberapa hal “ Salah satunya dengan melakukan konservasi ekosistem tanah seperti penggunaan bahan organic, decomposer dan PGPR. Selain itu juga dilakukan konservasi di atas tanah dengan melakukan pergiliran tanaman, penanaman refugia dan membiarkan gulma tumbuh secara terkontrol” kata Khamim.
Jangan racuni lahan pertanian, supaya makhluk hidup yang ada di dalam lahan tetap lestari. Jangan merusak lingkungan demi mengejar keuntungan.
MONITOR, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) angkat bicara terkait peristiwa penembakan terhadap Siswa SMK…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan bersinergi dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama diwakili Tenaga Ahli Menteri Agama, Muhammad Ainul Yakin, menyerahkan barang…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan agar Pilkada serentak 2024 yang akan…
MONITOR, Surabaya - PT Pertamina (Persero) menetapkan secara resmi pemenang "Pertamuda Seed and Scale 2024"…
MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman meresmikan Pasar Umum Negara (PUN),…