MONITOR, Majalengka – Kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat sudah memasuki masa panen di beberapa wilayah, salah satunya di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Jaja Suharja sebagai Ketua Kelompok Tani Jajawai, Desa Jatipamor, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka menyampaikan bahwa panen musim ini meningkat cukup signifikan setelah pelaksanaan kegiatan Dem Area BTS. Poktan Jajawai juga tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetik, sehingga biaya produksi pun dapat ditekan dan yang paling utama adalah lebih aman terhadap lingkungan.
“Dengan adanya kegiatan budidaya tanaman sehat, Alhamdulillah hasil panen musim ini meningkat dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya. Hasil ubinan mencapai 9,7 ton/ha, berbeda jauh dibandingkan hasil ubinan musim lalu yaitu sekitar 7,6 ton/ha. Selain itu, hasil ubinan lokasi non kegiatan Dem Area BTS dengan menggunakan varietas yang sama juga lebih rendah, hanya sekitar 8,3 ton/ha,” ujar Jaja.
Petugas Pengamat Orgainsme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Talaga, Ade Supriadi, menambahkan bahwa untuk OPT yang menyerang pertanaman relatif aman. “Berdasarkan pengamatan rutin di lapangan, OPT selalu ada namun masih di bawah ambang ekonomi, sehingga pengendalian preemtif menggunakan pestisida biologi mampu mengendalikan populasi dan intensitas serangan OPT tersebut,” ungkap Ade.
Kegiatan Dem Area BTS merupakan kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang bertujuan memberikan contoh dan memotivasi petani untuk menerapkan budidaya tanaman sehat, serta mengelola keberadaan OPT agar tidak menimbulkan kerugian secara ekonomi. Kegiatan ini dilaksanakan pada luasan 35.800 ha yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Komponen bantuan yang diberikan yaitu benih padi inbrida, pembenah tanah organik, pupuk hayati, dan pestisida biologi. Khusus di Majalengka dilaksanakan di lahan seluas 225 hektar.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, menjelaskan bahwa Dem Area BTS adalah suatu metode percontohan penerapan budidaya tanaman sehat yang merupakan salah satu teknik budidaya yang mengombinasikan komponen-komponen budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Dimulai dari penggunaan benih varietas unggul baru (VUB), penggunaan pembenah tanah organik yang mengandung mineral alami dan berfungsi untuk memperbaiki kesehatan dan kesuburan tanah, pupuk hayati berbahan aktif mikroorganisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu dan memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah dan juga bisa berfungsi sebagai seed treatment, serta pestisida biologi untuk mengendalikan OPT baik itu dari golongan hama maupun penyakit secara ramah lingkungan,” jelas Takdir. Lebih lanjut Mohammad Takdir mengharapkan kegiatan ini dapat dilanjutkan oleh petani dan disebarkan ke poktan lain sehingga memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas tanaman padi.
Dihubungi di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mendukung penuh kegiatan Dem Area BTS dan menyampaikan pentingnya usaha-usaha pengamanan produksi pertanian berbasis ramah lingkungan agar pertanian dapat berkelanjutan. “Kegiatan yang baik ini agar dapat terus dilaksanakan dan direplikasi oleh kelompok-kelompok lain dan daerah-daerah lainnya. Praktek-praktek budidaya ini sangat baik karena bisa menjawab tantangan pangan di masa depan dengan penggunaan bahan-bahan alami dan penyediaan pangan yang sehat guna mencukupi kebutuhan pangan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Pernyataan Suwandi tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), produksi pangan harus jalan terus tetapi hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani juga harus dilakukan karena mereka ujung tombak ketahanan pangan negara kita. “Bertani itu keren! Kita menyediakan kebutuhan pangan untuk rakyat Indonesia yang tercinta ini. Produksi pertanian kita tingkatkan namun kelestarian lingkungan juga harus senantiasa kita jaga,” tegas Syahrul.