BUMN

Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Kebijakan Pertamina Naikkan Harga Pertamax Dinilai Tepat

MONITOR, Jakarta – Konflik antara Rusia dan Ukraina secara nyata berimbas pada terganggunya kebutuhan energi secara global. Hal ini menyebabkan harga minyak dunia melambung tinggi.

Di Indonesia sendiri, Pertamina terpaksa menaikkan harga Pertamax menjadi Rp 12.500, dari sebelumnya Rp 9.000 perliter. Namun harga ini masih jauh lebih rendah dibanding harga keekonomiannya yang mencapai di atas Rp 16 ribu perliter.

Direktur Global Economi Politic Institute, Ronald Loblobly mengatakan, saat ini Rusia juga mengalami kesulitan dalam menyalurkan minyak dan gas (Migas) yang mereka punya. Pasalnya, sejumlah negara berkomitmen untuk tidak membeli migas dari Rusia selama negara itu masih menginvasi Ukraina.

“Kenaikan harga dunia jadi tak bisa dihindari. Kondisi di luar ini juga pada akhirnya mempengaruhi kondisi di Indonesia,” ujar Ronald dalam diskusi yang digelar Jakarta Journalist Center (JJC) dengan tema “Krisis Rusia-Ukraina, Mahalnya Minyak Dunia”, Kamis (7/4/2022).

Dalam diskusi yang digelar secara daring ini turut hadir Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, Pakar Energi ITB, Elan Biantoro, Pakar Ekonomi dan Energi UGM, Fahmy Radhi.

Meski bukan kebijakan populis, namun menurut Ronald, keputusan kenaikan harga Pertamax harus diambil. Saat ini yang perlu dilakukan yakni mengedukasi masyarakat tentang kelebihan produk Pertamax.

“Di sini kesadaran masyarakat menengah ke atas yang harus lebih teredukasi. Jangan mereka malah turun kelas dari menggunakan Pertamax jadi Pertalite,” katanya.

Sebagai negara yang memiliki prinsip berpolitik bebas aktif pasti mendapat tekanan dari pendukung blok barat. Hal ini lantaran mereka cenderung kontra dengan Rusia.

“Hal ini sudah terlihat saat Greenpeace menghadang kapal Pertamina saat membawa minyak dari Rusia. Di sini Indonesia pegang peranan cukup sentral untuk manfaatkan situasi kondisi yang ada,” jelasnya.

Pengamat politik ekonomi global ini menyebut, pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan keadaan untuk bernegosiasi dengan Rusia terkait jual beli komoditas migas. Sehingga diharapkan Indonesia mendapat harga ekonomi terbaik.

“Kita bisa negosiasi sehingga mendapat harga ekonomi yang terbaik dengan Rusia, sehingga diharapkan bisa menguntungkan Indonesia. Ini opsi yang bagus untuk menstabilkan kondisi di Indonesia,” ucapnya.

Recent Posts

Dukung Ketahanan Air dan Pangan, Kementerian PU Perkuat Infrastruktur Sumber Daya Air di Kalbar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memperkuat program dukungan ketahanan air dan pangan…

2 jam yang lalu

Diplomat Kemenlu Meninggal, DPR Singgung Peran Arya Bagi Diplomasi dan Advokasi Indonesia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan menyampaikan duka cita atas meninggalnya…

4 jam yang lalu

Pembangunan Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo Segmen Prambanan-Purwomartani Dipastikan Sesuai Rencana

MONITOR, Purwomartani - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono, melakukan tinjauan langsung…

4 jam yang lalu

JMTO Dorong Penguatan Peran Pengguna dan Awareness dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa

MONITOR, Jakarta - PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) terus berkomitmen memperkuat tata kelola pengadaan barang…

4 jam yang lalu

Diskon 20 Persen Berlaku Hari Ini, JTT Wujudkan Layanan Prima Jelang Akhir Libur Sekolah

MONITOR, Cikampek - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), bagian dari Jasa Marga Group yang mengelola…

4 jam yang lalu

Hapus Larangan Siaran Langsung Persidangan, DPR Dinilai Jamin Keterbukaan Informasi dan Transparansi

MONITOR, Jakarta - DPR RI dan Pemerintah sepakat menghapus ketentuan yang melarang publikasi siaran langsung…

11 jam yang lalu