MONITOR, Jakarta – Hadirnya dana abadi kebudayaan yang disebut dengan Dana Indonesiana yang diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode Kedelapan Belas pada hari ini oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, disambut baik oleh para pemangku kepentingan bidang kebudayaan dengan harapan dapat semakin menumbuhkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat yang mendunia.
Dimoderatori oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, Mendikbudristek dan Menkeu berdialog dengan empat pegiat seni dan budaya, yaitu Dolorosa Sinaga (tokoh seni rupa, penerima Fasilitasi Bidang Kebudayaan/FBK), Ratna Riantiarno (tokoh seni pertunjukan), Nyong Franco (seniman musik penerima FBK), dan Ina Silas (tokoh museum).
Ratna Riantiarno, seorang tokoh seni pertunjukan, menuturkan kebahagiaannya atas kehadiran Dana Indonesia untuk pemajuan kebudayaan. “Saya antara terharu dan bahagia setelah 50 tahun lebih bergelut di dunia kesenian akhirnya Dana Abadi untuk kesenian dan kebudayaan ini ada. Terima kasih, Mas Menteri,” tuturnya.
Saat berdialog, Mendikbudristek bercerita bahwa ketika kecil ia pernah datang ke studio tempat Dolorosa Sinaga membuat patung. Pengalaman tersebut menginspirasi Mendikbudristek untuk menghargai seni dan budaya Indonesia sehingga ia berharap ke depannya generasi bangsa juga bisa terinspirasi dari kegiatan-kegiatan kebudayaan yang didukung oleh Dana Indonesiana.
Dolorosa pun menyatakan apresiasinya atas inisiatif pemerintah mengajak seniman berpartisipasi dan memberikan dana untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dolorosa lalu menceritakan pengalamannya saat menerima bantuan dari program FBK yang merupakan cikal bakal Dana Indonesiana untuk mengirimkan buku yang ditulisnya kepada perguruan tinggi, komunitas, serta pegiat budaya.
“Menurut saya (program FBK) itu luar biasa. Saya berterima kasih, mudah-mudahan langkah yang seperti ini akan bergulir banyak lagi dan semakin banyak seniman yang bisa melakukan itu sehingga pengetahuan tentang kreativitas pun akan tumbuh di masyarakat atau di generasi yang sedang tumbuh,” ujar Dolorosa.
Frans Bunda atau dikenal juga dengan panggilan Nyong Franco adalah salah satu seniman penerima FBK dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek. Ia memiilki sanggar yang bertarget pada pendidikan karakter seperti moral dan budi pekerti melalui stimulasi menari, menyanyi, serta ekspresi seni lainnya.
“Ketika ada program FBK saya langsung membuat proposal dan diterima. Kami langsung membuat Sikkapedia, yaitu pustaka digital Kabupaten Sikka. Tujuan kami membuat Sikkapedia karena kami belum punya referensi yang valid terkait kebudayaan di daerah kami, sehingga Sikkapedia diharapkan bisa menjadi referensi moral dan karakter anak-anak,” ujarnya.
Ina Silas, seorang pegiat museum juga merasakan manfaat bantuan dana kebudayaan untuk museum. “Dengan adanya dukungan dana, teman-teman museum sangat terbantu. Semoga dapat lebih luas pegiat yang dapat merasakan dukungan dari pemerintah ini,” katanya berharap kehadiran Dana Indonesiana bisa digunakan dengan optimal untuk memanfaatkan bangunan-bangunan cagar budaya sebagai ruang publik, terutama untuk kegiatan kebudayaan.
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menanggapi adanya usulan…
MONITOR, Jakarta - Menag Nasaruddin Umar hari ini, Minggu (24/11/2024), menggelar Rapat Koordinasi di Kantor…
MONITOR, Jakarta - Berikut jadwal sepakbola malam ini menyajikan laga menarik antara Ipswich Town bertemu…
MONITOR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjalin sinergi lintas sektor guna meningkatkan efektivitas…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada lima qari, qariah, dan hafiz yang…