POLITIK

CSIIS Sebut Ada 3 Kelompok Kepentingan dibalik Isu Penundaan Pemilu

MONITOR, Jakarta – Direktur riset Center for Strategic on International and Islamic Studies (CSIIS), Ali Muhtarom, menyatakan munculnya isu penundaan pemilu dan penambahan masa jabatan tiga periode disebabkan oleh berbagai varian kepentingan.

Secara lebih spesifik, Ali menjelaskan, baik dari isu penundaan Pemilu maupun penambahan masa jabatan tiga periode presiden terbagi kepada tiga kategori.
Pertama, ketegori kelompok idealis.

“Tokoh utama dari kelompok ini bisa dilihat dari pandangan Prof. Jimly Asshiddiqie yang menganggap secara konsisten bahwa penundaan Pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden tidak boleh terjadi karena hal tersebut akan menciderai proses demokrasi,” ujar Ali dalam keterangannya, Sabtu (19/3/2022).

Kedua, kategori pragmatis. Menurut Ali, kategori kedua ini lebih terlihat dari kelompok politisi, terutama yang mewacanakan mendukung penundaan Pemilu.

“Indikatornya sederhana, yaitu kepentingan politik untuk mempertahankan beberapa aset atau jabatan tertentu yang saat ini masih dimiliki,” terangnya.

Ketiga, kategori oportunistik. Ali melihat kelompok terakhir ini lebih cenderung memanfaatkan momentum dari suasana tersebut, apalagi jika situasi semakin menguntungkan, meskipun hanya sesaat.

Dikatakan Ali, momentum penundaan Pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden akan semakin santer memasuki ruang publik untuk direspon masyarakat, apakah yang mendukung atau yang menolak. Namun, bagi kelompok oportunis tidak mempersoalkan hal tersebut yang penting dari situasi tersebut bisa diolah, sehingga terdapat keuntungan yang akan diperoleh.

“Isu penundaan Pemilu maupun perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode akan menuai kontroversi yang berkepanjangan, bahkan tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan polarisasi dan memanas. Meskipun antara isu penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode merupakan dua hal yang tidak sama, namun masyarakat memiliki kecenderungan untuk menyamakannya,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag Gelar Festival Majelis Taklim 2025, Ada Lima yang Dilombakan!

MONITOR, Jakarta - Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag menggelar Festival Majelis Taklim Indonesia 2025. Festival…

3 jam yang lalu

Kukuhkan 177 Lulusan, Institut Nalanda Perkuat Komitmen pada Pendidikan Multikultural

MONITOR, Jakarta - Institut Nalanda mengukuhkan 177 lulusan dalam Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Tahun 2025…

4 jam yang lalu

Kemenperin Gandeng MediaWave Sediakan Teknologi AI untuk IKM

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mempercepat transformasi digital bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah…

5 jam yang lalu

Daftar Lengkap Pemenang Lomba Semarak Kongres Rohis Nasional 2025

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama mengumumkan daftar pemenang Lomba Semarak Kongres…

6 jam yang lalu

Ulama Kalimantan Tekankan Standarisasi Kitab Kuning, Sertifikasi Guru dan Arah Kebijakan Ditjen Pesantren

MONITOR, Banjarmasin - Agenda penguatan mutu pesantren memasuki fase penting setelah pemerintah menyiapkan pembentukan Direktorat…

10 jam yang lalu

Peran Aktif Puan di Forum MIKTA Perkuat Diplomasi dan Isu Kemanusiaan Indonesia

MONITOR, Jakarta - Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI), Shofwan Al Banna Choiruzzad mengapresiasi peran…

18 jam yang lalu