Jumat, 19 April, 2024

JMM Apresiasi Keterbukaan Densus 88 dalam Berantas Terorisme

MONITOR, Jakarta – Massifnya penangkapan para entitas kelompok jaringan terorisme di seluruh wilayah nusantara oleh densus 88 sejak awal 2022 telah membuktikan jaringan transideologi radikal telah tumbuh subur di negara ini. Lebih miris lagi para entitas yang ditangkap terkait gerakan terorisme terdapat dari kalangan para abdi negara ASN (Aparatur Sipil Negara). Data sejak 2010, densus 88 telah menangkap 31 ASN yang terdiri dari 8 personel Polri, 5 prajurit TNI dan 18 ASN dari berbagai sektor.

Terbaru, atas tertembak matinya dr. Sunardi seorang tersangka teroris afiliasi Jamaah Islamiyah (JI) dan juga tokoh HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia) yaitu salah satu lembaga penyaluran dana masyarakat yang fokus ke Suriah. Mengantisipasi polemik kemanusiaan, densus 88 secara terbuka membuka semua data dan bukti penetapan tersangka dan peristiwa penembakan tersangka kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) sesuai dengan prosedur dan tidak melanggar hak asasi.

Terkait peristiwa tersebut, peneliti Jaringan Muslim Madani (JMM), Lukman Hakim sangat mengapresiasi sinergitas Densus 88 dan Komnas HAM dengan keterbukaan data penembakan tersangka teroris sebagai moralitas yang sangat baik untuk mengukur ada pelanggaran HAM atau tidak. Sinergitas Densus 88 dan Komnas HAM sangat penting agar penangkapan para tersangka teroris sesuai prosedur dan tidak melanggar hak asasi manusia sehingga tidak menjadi polemik negatif di masyarakat.

“Sikap transparan Densus 88 terhadap Komnas HAM sangat positif, menandakan sinergitas kedua institusi bersama-sama berjuang pada hak asasi manusia,” terang Lukman Hakim dalam keterangannya, Jumat (18/3/2022).

- Advertisement -

Lukman menilai sinergitas antara Densus 88 dan Komnas HAM merupakan suatu langkah positif bagi penegakan hukum di Indonesia dan masyarakat bisa mendapatkan informasi secara detail atas kronologi kejadian. Sehingga masyarakat faham semua kronologi kejadian Densus 88 sesuai prosedur dan tidak melanggar hak asasi manusia.

Ia menambahkan massifnya penangkapan para pelaku teroris oleh Densus 88 sesuai dengan instruksi pemerintah agar Indonesia aman dan kondusif. Ditambah banyak even-even besar skala International seperti Moto GP dan sebentar lagi Indonesia menjadi tuan rumah negara-negara kelompok ekonomi besar dunia G20.

“sebentar lagi Indonesia menjadi tuan rumah negara ekononomi besar G20, kamanan adalah prioritas utama negara saat ini,” tegas Lukman.

“Ingat pada G20 2017 di Jerman, Indonesia mendorong peran negara-negara G20 untk bersatu perangi terorisme,” sambung Lukman.

Lebih jauh, ia pun mendorong agar masyarakat memberikan nilai positif kinerja Densus 88 dalam memberantas terorisme di Indonesia dengan bersama-sama waspada dan menjaga kemanan lingkungan masing-masing.

“Sikap keterbukaan Densus 88 dalam memberantas terorisme akan menjadi nilai positif bagi masyarakat sehingga bersama-sama menjaga Indonesia tetap aman dan damai,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER