EKONOMI

IFG Progress: Industri Asuransi Umum di RI Masih Underdeveloped

MONITOR, Jakarta – Head of IFG Progress, Reza Yamora Siregar, menilai perkembangan industri asuransi umum Indonesia tergolong masih underdeveloped dengan tingkat penetrasi dan densitas yang masih rendah.

“Kinerja industri asuransi umum di Indonesia masih sangat bergantung pada kondisi makroekonomi,” kata Reza dalam diskusi Editors Gathering IFG Progress di Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Senin(7/03).

Reza menjelaskan, kondisi financial deepening industri asuransi umum di Indonesia bisa dikatakan masih sangat rendah ketimbang negara ekonomi maju maupun dengan negara peers. “Jika dilihat berdasarkan indikator penetrasi, premi asuransi umum Indonesia hanya 0,5 persen dari PDB,” kata Reza.

Hal ini mengindikasikan pasar asuransi umum di Indonesia tergolong underdeveloped dengan tingkat kesadaran dan utilitas masyarakat terhadap produk-produk asuransi umum masih sangat rendah. “Baik dari tingkat pengumpulan premi dan jumlah premi yang dikeluarkan.” pungkas Reza.

Oleh karena itu, menurut dia, pengembangan industri asuransi umum di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Tantangan itu mulai dari sisi pengembangan potensial pasar hingga kekuatan pemodalan melalui kekuatan aset.

Sebagai gambaran rasio premi asuransi umum di Indonesia tahun 2020 terhadap PDB sebesar 0,5 persen. Rasio di Tanah Air itu berada di urutan paling bawah dibanding Malaysia 1,5 persen dan Singapura 1,9 persen. Sementara rasio premi terhadap PDB di Korea Selatan dan Jerman bisa mencapai 5,2 persen dan 4 persen.

Premi asuransi umum per kapita pada tahun 2020 di Indonesia juga hanya sebesar US$ 17 atau sekitar Rp 245 ribu. Nilai premi itu paling rendah bila dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura yang berkisar US$ 139 hingga US$ 1.110 atau sekitar Rp 2 juta hingga Rp 15,9 jutaan.

Di Indonesia, kata Reza, ruang lingkup usaha asuransi umum, termasuk ketentuan jaminan atau proteksi hingga ketentuan premi diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK No. 69/POJK.05/2016.

Di dalam aturan itu, disebutkan perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarakan asuransi umum termasuk lini usaha asuransi kesehatan dan lini usaha asuransi kecelakaan diri. Selain itu yang dapat dijual adalah usaha reasuransi untuk risiko perusahaan asuransi umum lain.

Menurut IFG Progress, ruang lingkup usaha asuransi umum dapat melakukan perluasan usaha pada kegiatan usaha PAYDI atau Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi, berbasis imbalan jasa, asuransi kredit dan kegiatan usaha lain berdasarkan penugasan dan pemerintah.

Recent Posts

PB IKA-PMII Priode 2025-2030 Resmi Dikukuhkan, Ini Susunanya!

MONITOR, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) priode…

4 menit yang lalu

40 Jemaah Masih Dirawat di Saudi, KUH Rilis Nomor yang Bisa Dihubungi Keluarga

MONITOR, Jeddah - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H selesai pada 11 Juli 2025 seiring…

42 menit yang lalu

Hari Pertama MPLS 2025, Mendikdasmen Imbau Orang Tua Antar Anak ke Sekolah

MONITOR, Sumbawa – Mengawali Tahun Pendidikan 2025/2026, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengimbau…

4 jam yang lalu

Sambut Kedatangan Petugas Haji, Dirjen PHU Ucap Teriamakasih dan Apresiasi

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief menyambut kedatangan…

8 jam yang lalu

Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Terima Kunjungan Kerja Asdep Kemenko Bidang Perekonomian RI

MONITOR, Cikampek - Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Fitri Wiyanti terima kunjungan kerja Asisten…

13 jam yang lalu

Menperin Tunjukkan Cinta Produk Dalam Negeri di World Expo Osaka 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menunjukkan komitmennya dalam mencintai dan…

15 jam yang lalu