MONITOR, Jakarta – Maju sebagai calon presiden (capres) di 2024, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diprediksi bisa mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Anies bahkan diprediksi bisa mengalahkan Prabowo di suara pemilih kritis.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan, jika yang bersaing hanya Anies Baswedan dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, Anies cenderung unggul dibanding Prabowo di kalangan pemilih kritis. Keunggulan Anies ini tidak lepas dari tren dukungan padanya yang menguat dari pemilih kritis.
Temuan itu disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, saat mempresentasikan hasil survei SMRC bertajuk “Kecenderungan Pilihan Presiden Pemilih Kritis Nasional” yang dirilis melalui kanal YouTube SMRC TV pada 28 Februari 2022 di Jakarta.
Untuk mempelajari kecenderungan pilihan pada kelompok pemilih kritis, SMRC melakukan serangkaian survei nasional melalui telepon dan diupdate terakhir pada 8-10 Februari 2022. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone. Dalam survei terakhir (8-10 Februari 2022), sampel sebanyak 1268 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode double sampling dan random digit dialing.
Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih. Margin of error survei diperkirakan +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Survei telepon sebelumnya dilakukan secara rutin setiap minggu dalam dua tahun terakhir.
Deni menjelaskan bahwa pemilih yang memiliki telepon/cellphone merupakan indikasi kelompok pemilih kritis. Mereka cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.
Jumlah pemilih kritis dengan indikasi pemilik telepon/cellphone sekitar 72% dari populasi pemilih nasional. Pemilih kritis umumnya berasal dari kelompok warga di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki ketertarikan terhadap masalah politik. Mereka umumnya tidak mudah goyah atau dipengaruhi, dan sebaliknya bisa mempengaruhi pemilih lain.
Menurut Deni, keunggulan Anies atas Prabowo terlihat dalam simulasi pilihan tertutup 2 nama. Dalam survei pada 8-10 Februari 2022, jika yang bersaing hanya Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, Anies mendapat dukungan 37,5% dari pemilih kritis, unggul atas Prabowo yang mendapat dukungan 31,8%. Yang belum tahu 30,7%.
Deni menunjukkan bahwa dalam empat bulan terakhir Anies dan Prabowo bersaing ketat memperebutkan pemilih kritis jika yang bersaing hanya mereka berdua.
“Namun, dukungan kepada Anies cenderung menguat. Dalam survei terakhir Anies unggul atas Prabowo,” ujar Deni.
Lebih jauh, Deni menjelaskan bahwa Anies unggul atas Prabowo pada kelompok pemilih di perkotaan, berpendidikan tinggi, dan sering mengikuti berita lewat koran, tv, dan internet yang merupakan indikator pemilih kritis.
Pemilih kritis bisa mempengaruhi pemilih yang lain. Dengan keunggulan Anies atas Prabowo di kelompok pemilih kritis sekarang ini, Anies punya peluang yang besar untuk mengalahkan Prabowo jika yang bersaing hanya dua nama ini dalam pemilihan presiden 2024 nanti”, pungkas Deni.