PERTANIAN

Amankan Produksi, Kenali Lebih Dalam Pengendalian OPT Ubikayu

MONITOR, Karawang – Salah satu fokus program Kementerian Pertanian pada tahun 2022 adalah menggairahkan peningkatan produksi dan hilirisasi komoditas pangan lokal, misalnya Ubi kayu. Ubikayu atau biasa disebut singkong adalah komoditas tanaman pangan yang luar biasa perannya. Komoditas tanaman pangan ini tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak sehingga dapat dipastikan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan memperkuat perekonomian nasional.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan bahwa Ubi kayu merupakan salah satu komoditas pangan lokal yang sangat berpotensi dikembangkan baik aspek budidaya maupun hilirisasinya sesuai dengan Program Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam Cara Bertindak yakni pengembangan diversifikasi pangan lokal.

“Perintah Pak Menteri Pertanian Syahrul Limpo agar mengangkat pangan lokal bernilai ekonomi tinggi. Ini berdampak langsung kepada kesejahteraan petani dan perekonomian nasional. Perhatikan pengelolaan hama dan penyakit ubi kayu agar produksi singkong dapat meningkat” tutup Suwandi ketika memberikan arahan dalam Bimtek Daring Propaktani episode 341 di Jakarta.

Salah satu tantangan yang dihadapi pada sektor hulu terutama pada kegiatan budidaya ubi kayu adalah serangan hama penyakit dari mulai bibit sampai dengan menjelang panen. Yusmani, peneliti Balitkabi menjelaskan bahwa faktor pemicu OPT pada ubi kayu antara lain keragaman waktu tanam, kondisi cuaca yang panas, siklus hidup serangga yang lebih pendek dan juga resistensi lingkungan akibat penggunaan pestisida sintetik.

“Salah satu hama yang sering menyerang adalah tungau merah (Tetranychus urticae Koch). Pada tanaman yang terserang parah, umbi yang dihasilkan berukuran kecil, sehingga secara langsung berpengaruh pada kuantitas hasil tanaman” jelas Yusmani.

Sumartini, peneliti utama Balitkabi mejelaskan bahwa penyakit merupakan hasil interaksi antara inang, pathogen, lingkungan dan manusia sebagai pengelolanya. Penyakit yang menyerang ubi kayu dapat berupa cendawan atau jamur, bakteri. Bagian yang terserang bisa bagian batang, daun dan umbi. “Pengendalian penyakit pada ubi kayu diharapkan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan mengutamakan penggunaan pestisida hayati/biologi” ujar Sumartini.

Setiap petugas lapangan diharapkan dapat memahami karakteristik dan biolekologi dari masing-masing OPT sehingga Tindakan pengelolaan dapat tepat sasaran.

Recent Posts

Menteri Imipas Agus Anugerahkan Penghargaan bagi Pegawai dan Mitra

MONITOR, Jakarta - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menyerahkan penghargaan kepada unit kerja maupun…

36 menit yang lalu

KPK Apresaisi Peran Kementerian Agama dalan Pencegahan Korupsi

MONITOR, Tangerang Selatan - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ibnu Basuki Widodo menegaskan peran…

1 jam yang lalu

Kementerian UMKM Optimistis Capaian Perkuatan Usaha Mikro pada 2025 Jadi Modal Akselerasi

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencatat berbagai capaian strategis sepanjang…

2 jam yang lalu

Dirjen Pendis: 734 Prodi Unggul, Serapan Kerja Alumni PTKIN Tembus 95,1 Persen

MONITOR,Tangerang Selatan - Kualitas pendidikan Islam terus menunjukkan tren positif. Hingga saat ini, sebanyak 734…

3 jam yang lalu

Ancam Keselamatan Siswa, DPR Desak Penghentian Tambang Pasir Karangasem

MONITOR, Bali - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati, menyoroti ancaman serius…

10 jam yang lalu

Produksi Perikanan Budidaya hingga Triwulan Ketiga Capai Sekitar 13,215 Juta Ton

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong produktivitas perikanan budidaya nasional. Berdasarkan…

12 jam yang lalu