SUMATERA

Kasus ASF di Sumut Turun, Kementan Siap Turunkan Statusnya Menjadi Endemis

MONITOR, Jakarta – Berdasarkan laporan dari petugas kesehatan hewan di Sumatera Utara, kasus penyakit African Swine Fever (ASF) sudah menurun dibandingkan pada awal kasus di akhir tahun 2019. Hal itu disampaikan oleh Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Nuryani Zainuddin di Jakarta, Senin (4/02).

Menurutnya, laporan data penurunan kasus tersebut sama dengan data yang diambil dari sistem informasi kesehatan hewan nasional (iSIKHNAS). Tercatat kasus kematian babi sepanjang tahun 2021 di seluruh Sumut berjumlah 337 ekor, menurun jauh dibandingkan dengan data kematian pada tahun 2019 dan 2020.

“Berdasarkan data tersebut, status penyakit ASF di Sumut dapat diturunkan dari wabah menjadi tertular endemis,” ungkapnya.

Nuryani menyampaikan, Kementan akan segera melakukan pembahasan terkait status ASF di Sumut tersebut bersama dengan Komisi Ahli Kesehatan Hewan setelah mendapatkan laporan resmi dari Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. 

“Kita akan minta komisi ahli untuk memberikan masukan teknis terkait kemungkinan perubahan status ASF di Sumut,” tambahnya.

Lebih lanjut, Nuryani mengingatkan para peternak babi agar mereka tetap menerapkan biosekuriti secara ketat di peternakan mereka. Hal ini penting karena menurutnya virus penyebab ASF ini dapat bertahan lama di lingkungan dan berpotensi terbawa masuk melalui orang, barang, dan hewan yang masuk ke peternakan.

“Implementasi standar minimal biosekuriti, dapat mengurangi risiko ternak babi tertular ASF di peternakan rakyat,” jelasnya.

Untuk peternakan komersial, Nuryani mendorong agar selain implementasi biosekuriti, peternakan juga meningkatkan aspek manajemen kesehatan hewannya.

“Kalau dua aspek tersebut terpenuhi, peternakan komersial dapat mengajukan untuk mendapatkan pembinaan dan sertifikasi kompartemen bebas penyakit ASF,” imbuhnya.

Kompartementalisasi bebas penyakit ASF ini menurut Nuryani merupakan penjaminan pemerintah untuk memastikan babi yang dihasilkan dari suatu unit peternakan telah bebas ASF dan dapat dilalulintaskan/disebarkan ke wilayah lain.

“Kita akan dorong unit perbibitan dan produksi babi untuk ikut skema sertifikasi bebas penyakit ASF ini. Hal ini untuk mendukung penyediaan bibit, babi potong, dan produknya yang terjamin bebas ASF,” pungkasnya.

Recent Posts

Menag Nasaruddi Umar Dapat Anugerah Penggerak Nusantara 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendapat Anugerah Penggerak Nusantara 2025 di bidang Harmoni…

3 jam yang lalu

PSGA UIN Jakarta Gelar Seminar Peringatan Hari Ayah dan Ibu; Dua Sosok Beda Tapi Satu Kesatuan

MONITOR, Jakarta - Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar…

7 jam yang lalu

Satgas PKH Bongkar Tambang Timah Ilegal di Dua Lokasi

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri…

9 jam yang lalu

Warga Bekasi Terpapar Polusi Batu Bara, DPR Desak Pemerintah Bertindak Tegas

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi warga Kaliabang, Bekasi,…

11 jam yang lalu

Semeru Kembali Erupsi, Puan Minta Prioritas Keamanan Warga dan Pendaki

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas meletusnya Gunung Semeru di…

13 jam yang lalu

Menag Dorong Pendekatan Tafsir Induktif dan Berwawasan Keindonesiaan hadapi Era Post-Truth

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini membuka Ijtimak Ulama Tafsir Al-Qur’an di…

14 jam yang lalu