Rabu, 24 April, 2024

Dinkes DKI Imbau Warga Tak Pilih-pilih Jenis Vaksin Booster

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggencarkan vaksinasi Covid-19, ketika kasus mulai mengalami lonjakan drastis. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya mengajak seluruh masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga (booster) untuk segera divaksin sesuai dengan ketersediaan jenis vaksin di fasilitas-fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi.

“Saat ini, Jakarta sedang masif menggunakan vaksin AstraZeneca untuk dosis ketiga atau booster karena memang jenis itu yang sekarang tersedia. Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak pilih-pilih jenis vaksin booster-nya, karena apapun jenis vaksinnya sudah teruji klinis dan bermanfaat bagi kekebalan tubuh,” ungkapnya dalam siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Menurut Widyastuti, mayoritas masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga adalah yang menggunakan Sinovac atau AstraZeneca pada dosis 1 dan dosis 2. Namun dijelaskannya, booster menggunakan vaksin AstraZeneca efektif mencegah gejala apabila terpapar Covid-19 sebanyak 93 persen, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 90 persen.

Selain itu, booster menggunakan vaksin AstraZeneca juga efektif mencegah rawat inap apabila terpapar Covir-19 sebesar 96 persen, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 87 persen.

- Advertisement -

“Untuk itu, bagi seluruh masyarakat Jakarta, mari manfaatkan kesempatan dan ketersediaan vaksin saat ini di fasilitas-fasilitas kesehatan maupun sentra vaksinasi yang tersebar di berbagai wilayah. Ayo vaksin, lindungi diri dan sekitar,” ajaknya.

Seperti diketahui, rekor penambahan kasus Covid-19 di Jakarta terjadi pada tanggal 6 Februari 2022 dengan jumlah 15.825 orang terkonfirmasi positif. Namun, vaksinasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan terbukti mampu mengurangi gejala, risiko dirawat di rumah sakit, dan kematian apabila terpapar Covid-19.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, terlihat perbedaan cukup signifikan antara gelombang kedua tahun lalu dan gelombang ketiga tahun ini pada angka keterisian tempat tidur di RS pasien Covid-19 dan penambahan jumlah kematian.

Pada puncak gelombang kedua hingga tanggal 12 Juli 2021, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 92 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 10.623 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 95 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 1.390 pasien yang dirawat.

Jumlah tersebut jauh berbeda pada gelombang ketiga saat ini. Dimana hingga 6 Februari untuk tempat tidur isolasi mencapai 62 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 3.631 pasien yang dirawat, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 34 persen dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 254 pasien yang dirawat.

Begitu pula dengan jumlah penambahan angka kematian yang berbeda cukup signifikan pada puncak gelombang kedua Covid-19 tahun lalu dibandingkan dengan gelombang ketiga tahun ini. Meski begitu, Widyastuti mengimbai masyarakat agar tidak menyepelekan varian Omicron.

“Mari cegah penularan Covid-19, tetap terapkan protokol kesehatan, tuntaskan vaksinasi lengkap, dan batasi bepergian. Daftar vaksin dapat melalui aplikasi JAKI maupun langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER