Sabtu, 23 November, 2024

Amarta Harap Ketum PBNU Terpilih Punya Pandangan seperti Gusdur

MONITOR, Bandar Lampung – Muktamar NU ke 34 yang sedang berlangsung di Provinsi Lampung, menjadi perhatian besar. Banyak kalangan yang datang ke acara Muktamar tersebut untuk melihat secara langsung kemeriahan acara sekaligus untuk menyaksikan siapa Ketua Umum PBNU terpilih nantinya.

Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta) salah satunya. LSM yang kerap menyoroti kebijakan publik di Jakarta ini tak ingin ketinggalan untuk hadir di momen besar dari acara Muktamar NU ini.

“Iya, saya dari Jakarta datang ke Provinsi Lampung untuk menyaksikan langsung jalannya Mukhtamar NU ke 34,” ujar Ketua Amarta Rico Sinaga kepada MONITOR, Kamis (23/12).

Dikatakannya, perhelatan lima tahunan warga Nahdiyin ini ternyata tidak hanya menjadi ajang acara pengurus ataupun anggota NU saja, melainkan dari berbagai kalangan diluar NU pun banyak yang antusias ingin melihat proses jalannya Muktamar.

- Advertisement -

“Saya kira ini sangat luar biasa, antusias masyarakat dari berbagai kalangan untuk menyaksikan acara Muktamar NU ini sangat besar sekali,” ungkapnya.

Rico mengatakan, kalau dirinya turut meninjau gelaran besar kaum Nahdiyin di Lampung ini punya alasan. Ia merasa yakin kalau NU selalu punya pandangan dan sikap yang jelas terhadap bangsa Indonesia.

“Jadi memang saya punya harapan besar dari Muktamar NU ini, dimana saya yakin sekali kalau NU punya sikap dan pandangan yang jelas terhadap bangsa ini. Makanya saya dari Jakarta sengaja datang ke Lampung ini,” imbuhnya.

Oleh karennya, ia pun berharap NU bisa menjadi lokomotif moderasi beragama di Indonesia. Meneruskan jejak para pendahulunya yang selalu merangkul siapa saja.

“Ketua PBNU kedepan pandangannya harus sama dengan Gus Dur, luwes dan piawai,” katanya.

Harapan lainnya, lanjutnya, Ketua PBNU kedepan, harus tetap menjalankan tradisi menyanyangi dan menjaga toleransi yang sudah berjalan. Menjaga toleransi adalah sesuatu yang sangat penting bagi minoritas agar tetap damai dan berdampingan.

“Bagi minoritas jadi payung. Nafasnya di situ,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER