EKONOMI

BPS: NTP November 2021 Naik Tinggi, Subsektor Ini Penyumbangnya

MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan November 2021 mengalami kenaikan tinggi, yakni sebesar 107,18 atau naik 0,49 persen jika dibandingkan bulan Oktober 2021 (MtoM). dalam rilisnya, BPS menyebut ada tiga subsektor penting yang secara dominan menyumbangkan kenaikan pada NTP bulan ini.

Pertama adalah subsektor tanaman pangan yang meningkat 0,13 persen, kemudian subsektor peternakan yang meningkat 0,56 persen dan terakhir subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikam paling tinggi, yaitu sebesar 2,05 persen.

Secara khusus, kenaikan tinggi pada subsektor perkebunan rakyat dicapai melalui kenaikan tiga komoditas utama seperti Kopi, Kelapa dan Kelapa Sawit.

Kepala BPS, Margo Yuwono menyampaikan bahwa kenaikan serupa juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Tercatat NTUP di bulan November ini mencapai 107,03 atau naik sebesar 0,51 persen kalau dibandingkan dengan kondisi Oktober 2021 (MtoM).

“Dan subsektor yang mengalami kenaikan pada NTUP kurang lebih sama dengan apa yang terjadi pada NTP,” ujar Margo, Rabu, 1 Desember 2021.

Berikutnya, kata Margo, terkait dengan perkembangan harga gabah di tingkat petani, baik untuk gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) juga sama-sama mengalami kenaikan. Untuk gabah kering panen pada bulan November ini tercatat sebesar Rp5.060 per kg atau naik sebesar 0,91 persen (MtoM).

“Demikian juga untuk GkG yang tercatat sebesar Rp4.650 per kg atau naik sebesar 0,89 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” katanya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa seiring dengan kenaikan tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beserta jajarannya terus memacu produksi yang dilakukan para petani dengan penggunaan alsintan dan teknologi.

Apalagi, berdasarkan catatan yang ada, data kondisi sektor pertanian di tengah pandemi ini selalu naik dan menunjukkan kontribusi positif. Ini karena kebijakan dan intervensi Kementan dari hulu sampai hilir yang sudah tepat dan membuahkan hasil yang menggembirakan.

“Secara konsisten pemerintah melalui Kementan terus menjaga di hulu dengan penyediaan bibit dan alsintan yang tepat. Sedangkan di hillir kebijakan stabilitasi stok dan harga, dimainkan dengan baik di lapangan,” tutupnya.

Recent Posts

DPR Bentuk Tim Supervisi, Puan: Penulisan Ulang Sejarah Harus Dilaksanakan Sejelas-jelasnya

MONITOR, Jakarta - DPR RI membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang…

35 menit yang lalu

Menteri PU Pastikan 63 Lokasi Sekolah Rakyat Tahap IA Siap untuk Tahun Ajaran Baru 14 Juli 2025

MONITOR, Bekasi - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan dukungan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat…

1 jam yang lalu

Bulan Sabit Merah Indonesia Kembali Berangkatkan 6 Dokter Sepsialis ke Gaza

MONITOR, Jakarta - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengirimkan Emergency Medical Team (EMT) ke-3…

3 jam yang lalu

Memperkuat Ekosistem SDM BUMN Menuju Kepemimpinan Adaptif, Jasa Marga dan Jasa Raharja Tandatangani MoU Talent Mobility

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Jasa Raharja menegaskan komitmen sinergi…

5 jam yang lalu

DPR Soal Penghentian Aktivitas Sekolah di Kawasan Konservasi, Anak-anak Tak Boleh Kehilangan Hak Pendidikan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati menanggapi serius persoalan…

6 jam yang lalu

Capai 4,52 Juta Unit Usaha, Menperin Optimistis IKM Berkontribusi Percepat Dekarbonisasi Sektor Industri

MONITOR, Jakarta - Industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peran strategis sebagai tulang punggung perekonomian…

8 jam yang lalu