Categories: MEGAPOLITAN

Dianggap Terlalu Gemuk, Anggaran Dishub DKI Disorot

MONITOR, Jakarta – Anggaran Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta disorot. Pasalnya, untuk APBD 2022 Dishub mengusulkan anggaran 10 triliun. Dari usulan Rp 10 triliun tersebut, hanya Rp 2 triliun yang dialihkan ke setiap suku dinas (sudin), selebihnya Rp 8 triliun dikuasai oleh dinas.

“Ini kan aneh, ada kesan anggaran ini dikuasai oleh dinas, sementara untuk sudin dikasih alakadarnya,” ujar anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Sutikno usai rapat kebijakan umum anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022, Selasa (2/11/2021).

“Masa sudin hanya mendapatkan anggaran sekitar Rp 31 miliar sampai Rp 36 miliar, tergantung kebutuhan dari sudin tersebut,” sambungnya.

Menurutnya, porsi anggaran untuk sudin di wilayah perlu diperbesar karena menyangkut aspirasi warga. Dia mencontohkan ketika reses, dewan kerap mendapat keluhan dari masyarakat tentang minimnya keberadaan kaca cembung di beberapa sudut jalan yang berada di titik buta (blind spot).

“Minimnya kaca cembung membuat pengendara rentan mengalami kecelakaan. Selain itu, warga juga meminta perlu adanya jalur kejut (speed bump) supaya pengendara menurunkan laju kecepatannya dibeberapa ruas jalan tertentu,”terangnya.

Lanjutnya, idealnya anggaran untuk sudin tergantung kebutuhannya masing-masing. Kalau memang toh butuh dua kali lipat yah nggak apa-apa, karena itu kan untuk kebutuhan masyarakat dan yang tahu persis kan Kasudin masing-masing,” kata Sutikno yang juga menjabat Bendahara Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta ini.

Untuk itu, ia meminta kepada para Kasudin di enam wilayah untuk berani mengusulkan penambahan anggaran kepada Kepala Dinas Perhubungan. Pasalnya, pihak yang paling mengetahui persoalan di wilayah terkait perhubungan adalah Kasudin.

“Jangan sampai Kasudin dikasih anggaran sama dinas terus kurang, nggak berani bicara. Seharusnya mereka bicara, sampaikan saja, yang penting tujuannya untuk masyarakat. Sebab padahal kepentingan masyarakat itu ada di wilayah masing-masing, termasuk di sudin-sudin. Itu kan anggaran untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat,” jelasnya.

Dijelaskannya, dari paparan Dinas Perhubungan yang diterimanya, duit sekitar Rp 8 triliun di dinas untuk keperluan sejumlah kegiatan. Namun kegiatan yang paling besar adalah dana kewajiban untuk pelayanan publik atau public service obligation (PSO) badan usaha milik daerah (BUMD) yakni PT Transjakarta.

Recent Posts

ITB Ahmad Dahlan-UIN Salatiga Perkuat Kerja Sama Riset dan Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta menjalin kerja sama…

4 jam yang lalu

Kementerian UMKM Percepat Penyaluran KUR 2025 untuk Perkuat Daya Saing UMKM

MONITOR, Bali - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus memperkuat upaya percepatan penyaluran…

4 jam yang lalu

TMMD ke-126 Kodim 1505/Tidore Resmi Ditutup, TNI Hadir untuk Rakyat

MONITOR, Jakarta - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1505/Tidore resmi ditutup oleh…

8 jam yang lalu

Puan Ungkap Pimpinan DPR Akan Diskusikan Konsekuensi soal Potongan Dana Reses

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi soal putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)…

9 jam yang lalu

Ini Tujuan Program Kota Wakaf dan Pemberdayaan Masyarakat di Cirebon

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama meluncurkan Kota Wakaf dan Program…

10 jam yang lalu

Puan Akan Tindaklanjuti Putusan MKD Terhadap 5 Anggota DPR

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani menghormati keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI…

11 jam yang lalu