Kamis, 25 April, 2024

DPR Apresiasi Langkah Kementan Tingkatan Kedelai Nasional

MONITOR, Bogor – Endang S. Thohari anggota DPR RI komisi 4 mendukung Langkah pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Endang menjelaskan kedaulatan pangan menurut undang-undang negara harus menjadi hal mutlak bagi rakyatnya.

“ketersediaan dan kecukupan pangan, kemudian keterjangkauan harga, pemenuhan konsumsi, keamanan mutu dan gizinya harus jadi perhatian pemerintah(Kementan)”tuturnya.

Sebagai mitra dari Kementan, DPR akan terus mengawasi dan mengawal program dari kementan agar tepat sasaran khususnya peningkatan produksi kedelai. Hal ini sudah dibuktikan dengan adanya panen kedelai di kabupaten Cianjur bantuan Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman pangan.

“Saya berharap ada bimbingan dan pengawalan dari  Ditjen TP dan Balitbang Kementan agar produksi kedelai di Cianjur bisa meningkat lebih dari sekarang yang  hanya 1,5  Ton/ Hektar” tegasnya.
Endang menambahkan memang permasalahan lesunya produksi kedelai nasional adalah harga jual, ketersediaan benih, biaya produksi yang mahal dan keterbatasan lahan.

- Advertisement -

Endang mencatat ada 7 daerah sentra penghasil kedelai nasional seperti Jawa Timur, Jawa barat, Jawa Tengah, NT, Lampung, Sulut, dan Sulsel. Dengan membangun cluster-cluster sentra kedelai bantuan Kementan bisa terfokus dan tepat sasaran. 

Endang berharap adanya insentif dan keberlanjutan program kedelai untuk daerah sentra tersebut sehingga petani kembali bersemangat menanam kedelai.

Senada dengan Endang, pakar sekaligus praktisi kedelai Atris Suyantohadi dari universitas Gajah Mada menyatakan dukungannya dengan program yang diadakan oleh Ditjen TP. Saat ini petani di daerahnya Bantul Provinsi DIY sudah mulai kembali menanam kedelai karena harga jual kedelai saat pandemic Covid 19 seperti sekarang  menembus angka Rp. 10.000 / Kg.

“Alhamdulilah pandemic Covid 19 membawa berkah baik harga kedelai, hanya yang kurang adalah sosialisasi ke para petani bahwa harga jual sudah membaik,” ucap Atris saat menghadiri Webinar Propaktani di Bogor Jumat Sore(15/10).
Atris menjelaskan kenaikan harga ini harus menjadi acuan bahwa kedelai lokal kita mampu bangkit dan memenuhi kebutuhan pasar. Stigma bahwa kedelai lokal tidak bisa bersaing dengan Impor adalah salah, ini dibuktikan mampu masuknya produk-produk kedelai lokal yang dihasilkan UKM ke manca negara.

Keberhasilan kedelai di Bantul tidak lepas dari peran Kementan, perbankan dan Bupati dan Dinas pertanian, dinas perindustrian dan perdagangan yang turun langsung menanggani dan stake holder yang akan menampung hasil kedelai petani.

Atris berharap tren positif ini dapat terus terjaga sehingga petani bersemangat kembali menanam kedelai untuk menjaga tradisi dan kearifan lokal sekaligus meningkatkan kesehjahteraan petani Indonesia.

Sementara itu Suwandi Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan hasil FGD dari para pakar,peneliti, petani dan stake holder menjadi hal penting dalam pemetaan regulasi tahun depan.
“Program peningkatan produksi kedelai nasional ini butuh dukungan banyak pihak seperti di parlemen (DPR RI), Pemda Provinsi dan Kabupaten, petani, peneliti dan stake holder”. Suwandi optimis jika semua pihak mau bekerjasama bukan tidak mungkin Swasembada kedelai bisa tercapai. Ketergantungan akan kedelai impor bisa dikurangi.

Sebagai dukungan Kementan telah menganggarkan untuk program peningkatan kedelai tahun 2021. Total bantuan kedelai seluruh indonesia seluas 144.000 Ha berupa benih, pupuk NPK, pupuk organik, pestisida dan saprodi pendukung  lainnya.

“Arahan dari bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) kami akan terus all out mendukung para petani untuk meningkatkan produksi kedelai nasional” tegasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER