PEMERINTAHAN

BPS: Data Jagung Menggunakan Metode KSA

MONITOR, Bogor – Jagung saat ini ditanam oleh 4,2 juta rumah tangga petani dengan luas tanam 4,15 juta hektar setahun. Prakiraan penghitungan produksi jagung yang dilakukan BPS dengan menggunakan metode Kerangka Sampling Area (KSA).

“BPS berkomitmen terus berupaya untuk mengakurasi data jagung. BPS terus memperbaiki metode KSA sebagai dasar penghitungan angka produksi jagung,” demikian dikatakan Habibulloh saat mengikuti memberikan pemaparan dalam rapat Sinkronisasi Data Jagung bersama Kementan dan BPS di Bogor, Jumat lalu (8/10).

Habibulloh menegaskan pihaknya bersama beberapa instansi terkait sekarang tengah mengembangkan metodae KSA jagung. Seperti halnya data lain di seluruh Indonesia yang dilakukan pengamatan tiap bulan, BPS juga melakukan perbaikan-perbaikan data jagung seperti terkait kadar air jagung saat dipanen.

“Saya rasa ini forum sangat bagus, semua berkumpul di sini mensinkronkan supaya memiliki data jagung untuk bersama,” ujarnya.

Habibulloh mengapresiasi kerjasama yang baik dengan Kementan selama ini. Persoalan jagung adalah metodologi dan hingga saat ini BPS kerjasama dengan Kementan, BPPT, BIG, Kementerian ATR untuk sinkronisasi data.

“Kita sudah berhasil launching data padi, sekarang giliran metodologi jagung yang harus kita perbaiki bersama,” cetusnya.

Lebih lanjut Habibulloh mengungkapkan saat ini BPS sedang membangun data KSA jagung dan perbaikan terutama dalam penyajian kadar air. Perbaikan untuk pengukuran kadar air sangat penting supaya lebih akurat.

“Saat ini kita sedang lakukan survei, ukur dan amati tiap bulan luas panen dari pemotretan. Kemudian produksi kita ukur dari ubinan supaya bisa terhitung perkiraan produktivitasnya. Kita selalu lakukan diskusi sinkrokan data termasuk perbaikan kadar air ini,” bebernya.

Ia menekankan estimasi produksi jagung pada dasarnya tidak semudah untuk pengukuran lahan padi. Oleh karena itu, BPS sedang berupaya melakukan penyesuaian-penyesuaian.

“Kami berharap dapat segera melaunching data jagung supaya dapat mendukung Kementerian Pertanian sebagai pengguna data produksi sebagai dasar penghitungan stok jagung di lapangan,” tandas Habibulloh.

Sementara itu menurut Rektor IPB Arif Satria, BPS memegang kunci peran penting. Menurutnya, BPS sangat strategis perannya untuk bisa memperbaiki metodologi pengukuran produksi.

“Saya yakin sudah diupgrade, melibatkan para pakar supaya lebih akurat,” tegas Arif.

Perlu diketahui, berdasar hasil penghitungan, prakiraan produksi jagung dengan luas lahan 4,15 juta hektar mencapai 15,9 juta ton. Kebutuhan 14,3 juta ton, terdapat carry over stok 2020 sebesar 1,42 juta ton sehingga stok akhir Desember 2021 lebih dari 2 juta ton.

Recent Posts

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

MONITOR, Jakarta – Industri energi di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni…

1 jam yang lalu

Pemerintah Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata

MONITOR, Jakarta - Pemerintah mengakselerasi sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman di destinasi wisata.…

2 jam yang lalu

Merintis Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Dua Pengusaha Berkolaborasi

MONITOR, Jakarta – Visi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mengangkat nilai-nilai lokal Indonesia menjadi perhatian besar…

6 jam yang lalu

Berangkatkan Mahasiswa ke Tiga Negara, UIN Jember Rilis Overseas Student Mobility Program

MONITOR, Jakarta - Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember…

7 jam yang lalu

Pasukan TNI Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Alexsander Parapak Korban Penembakan OPM

MONITOR, Timika - Pasca Aparat Keamanan (Apkam) Gabungan TNI Polri merebut Distrik Homeyo, Kabupaten Intan…

7 jam yang lalu

Dialog Bareng KAHMI dan ICMI, Prof Rokhmin: Negara ini Sakit Sebenarnya

MONITOR, Cirebon - Berbagai tantangan dan persoalan yang dialami bangsa Indonesia dinilai kian mengkhawatirkan dari…

7 jam yang lalu