PERTANIAN

Komoditas Tanaman Pangan Dominan Sumbang Kenaikan NTP September 2021

MONITOR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan komoditas Jagung, Beras dan Ketela Rambat menjadi kontributor kenaikkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan September 2021 yang mencapai 105,68 atau naik sebesar 0,96 persen (m to m). Ketiga komoditas tersebut dinilai berkontribusi pada angka NTP bulan ini karena dukungan berbagai program pemerintah untuk menjaga stabilitas produksi dan pasar.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono pada hari Jumat (1/10) dalam rilis berita statistiknya menjelaskan bahwa kenaikan NTP disebabkan karena subsektor Tanaman Pangan meningkat 1,14 persen, dimana indek yang diterima petani naik sebesar 1,05 persen. Adapun komoditas yang dominan dalam kenaikan tersebut diantaranya adalah harga gabah, harga jagung dan harga ketela rambat.

Menurut Margo, hal serupa juga terjadi pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) bulan September 2021 yang mencapai 105,58 atau naik sebesar 0,74 persen jika dibandingkan agustuan 2021.

“Sama seperti NTP, kenaikan NTUP juga disumbang Tanaman Pangan yang mencapai 98,65 atau naikn 0,87 persen. Kemudian tanaman perkebunan rakyat mencapai125,38 atau naik 1,90 persen,” katanya.

Berikutnya, kata Margo, rata-rata perkembangan harga gabah di tingkat petani untuk bulan September 2021 juga mengalami kenaikan, dimana Gabah Kering Petani (GKP) naik sebesar 2,25 persen (MtoM) sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 0,19 persen. Meskipun begitu, baik GKP maupun GKG mengalami penurunan jika dihitung berdasarkan (YonY).

“Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan (GKP) naik 2,28 persen (MtoM) dan gabah kering giling naik 0,32 persen. Secara detail rata rata harga gabah kering panen September 2021 mencapai Rp 4,548 per kilogram,” tutupnya.

Terkait hal ini, Suwandi Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyebutkan beberapa terobosan dilakukan untuk pencapaian produksi tanaman pangan. Seperti melalui pemanfaatan di lahan perhutanan, perkebunan, marjinal, maupun lahan tidur, peningkatan indeks pertanaman, peningkatan provitas serta penggunaan benih unggul bermutu dan bersertifikat.

Sebagai contoh jagung, yang saat ini masih berlangsung panen di beberapa wilayah. Suwandi menyebut memang saat ini harga jagung sedang bagus-bagusnya dan petani menikmati hasilnya.

“Kami tentunya menginginkan NTP petani terus mengalami peningkatan karena ini sebagai indikator petani semakin meningkat kemampuan ekonominya,”sebut Suwandi.

Recent Posts

Dirjen PHU Tekankan Petugas Haji Perlu Kuasai Bahasa Daerah, Selain Bahasa Arab

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, menekankan pentingnya…

33 menit yang lalu

DPR Harap Prabowo Suarakan Kemerdekaan Penuh Palestina di Mesir

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta berharap kehadiran Presiden Prabowo Subianto…

8 jam yang lalu

KPI Minta Seluruh Lembaga Penyiaran Hormati Keberagaman Sosial dalam Tayangan

MONITOR, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta seluruh lembaga penyiaran (TV dan radio) untuk…

9 jam yang lalu

Kritik DPR Soal Kebijakan BPJPH Dinilai Cerminkan Keberpihakan Rakyat

MONITOR, Jakarta - Kritik keras DPR RI terhadap rencana Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJH)…

12 jam yang lalu

Tiga Kementerian Sinergi Perkuat Infrastruktur Pesantren untuk Lindungi Santri

MONITOR, Jakarta - Tragedi ambruknya bangunan musala pondok pesantren menjadi pengingat penting bagi pemerintah untuk…

12 jam yang lalu

MAN IC Pekalongan Gondol Medali Emas Ekonomi pada Ajang OSN 2025

MONITOR, Malang - Delegasi MAN Insan Cendekia Pekalongan (ICP) raih medali emas bidang ekonomi, pada…

14 jam yang lalu