SULAWESI

Tahap Akhir Pembangunan, Jembatan Palopo Pulihkan Konektivitas Pasca Bencana Longsor

MONITOR, Palopo – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah menyelesaikan tahap akhir konstruksi Jembatan Palopo di Provinsi Sulawesi Selatan. Jembatan sepanjang 100 meter dibangun secara permanen sebagai upaya pemulihan konektivitas jalan poros utama penghubung Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara pasca bencana tanah longsor pada pertengahan tahun 2020 lalu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai tulang punggung pengembangan konektivitas antar-wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia. “Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Menteri Basuki.

Jembatan Palopo yang baru dibangun untuk menggantikan jembatan lama yang putus akibat tergerus tanah longsor. Sebelumnya Ditjen Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan telah membangun jembatan gantung yang dapat dilalui kendaraan roda dua untuk mendukung lalu lintas sementara pasca bencana.

“Karena lebar longsor sekitar 60–70 meter, Ditjen Bina Marga memutuskan untuk membangun jembatan di lokasi jalan yang putus agar apabila terjadi hujan lebat dan longsor, tidak menutup akses jalan karena longsoran akan melewati kolong jembatan,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) II.4 BBPJN Sulawesi Selatan Wido Kharisma.

Menurut Wido, konstruksi Jembatan Palopo sepanjang 100 meter dan lebar 7 meter menggunakan rangka baja berteknologi Lead Rubber Bearing (LRB) dengan seismic joint yang berguna meredam guncangan saat terjadi gempa. Desain jembatan diperuntukan untuk kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) sebesar 10 ton.

“Saat ini progres konstruksi jembatan sudah mencapai 97% dan tinggal perbaikan dan kelengkapan minor saja. Semoga kondisi cuaca mendukung, karena kendala yang dihadapi adalah cuaca ekstrem. Kondisi di sekitar jembatan merupakan tebing-tebing tinggi sehingga bila hujan lebat rawan terjadi longsor,” tutur Wido.

Setelah konstruksi selesai, BBPJN Sulawesi Selatan akan melakukan uji beban terlebih dahulu bersama instansi terkait dikarenakan Jembatan Palopo termasuk dalam kriteria jembatan khusus dengan panjang bentang 100 meter. Selanjutnya Jembatan Palopo dapat beroperasi untuk memperlancar arus distribusi logistik dan juga mobilitas masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kota Palopo dan Kabupaten Toraja Utara.

Recent Posts

Kemenag Dorong Ekosistem Ekonomi Pesantren Melalui Program Kampung Keren

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus memperkuat program Kemandirian Pesantren sebagai…

4 menit yang lalu

Komisi X DPR Soroti Kecurangan Pengondisian Nilai Rapor di SPMB 2025

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mengatakan pihaknya akan…

11 menit yang lalu

Ketiga Kalinya, Dirut Jasa Marga Kembali Berikan Diskon Tarif Tol 20 Persen di 12 Ruas Tol Strategis Jasa Marga

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono kembali menunjukkan…

2 jam yang lalu

Menteri UMKM Berharap Alfamart Run Jadi Ajang Kolaborasi untuk Kembangkan UMKM

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman berharap ajang "Alfamart…

4 jam yang lalu

Empat Mantan Anggota OPM Resmi Berikrar Setia pada NKRI

MONITOR, Jakarta - Komitmen TNI dalam membangun perdamaian dan memperkuat persatuan di Tanah Papua kembali…

5 jam yang lalu

PT Jasamarga Transjawa Tol Gencarkan Sosialisasi Zero ODOL di Ruas Jalan Tol Palimanan-Kanci

MONITOR, Cirebon - Dalam upaya mendukung program nasional Zero ODOL (Over Dimension Over Loading), PT…

6 jam yang lalu