Sabtu, 20 April, 2024

Bantuan Distribusi Kedelai Ringankan Beban Pengrajin Tahu Tempe

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) hadir untuk membantu meringankan beban pengrajin tempe dan tahu dengan memberikan bantuan biaya distribusi.

Upaya tersebut didukung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga di tengah pandemi.

BKP Kementan bersama dengan Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten membantu menekan biaya produksi dengan memberikan biaya transportasi atau angkutan. Biaya distribusi tersebut dari gudang kedelai baik importir atau distributor yang disalurkan ke pengrajin kecil melalui Kopti sehingga para pengrajin tempe dan tahu memperoleh harga kedelai yang lebih murah.

Upaya yang dilakukan BKP Kementan dan pemerintah daerah tersebut merupakan respon atas harga kedelai yang masih cukup tinggi disamping ada permohonan Koperasi Pengrajin Tempe Tahu Indonesia (Kopti) dari berbagai wilayah.

- Advertisement -

Sepanjang bulan Juli 2021, total volume kedelai yang disalurkan dengan bantuan biaya distribusi dari BKP maupun Dinas Pangan provinsi mencapai sekitar 2.100 ton. Sebaran pendistribusiannya meliputi wilayah Kopti Kabupaten Serang 110 ton, Kopti Kabupaten Sidoarjo 300 ton, Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe Kabupaten Bojonegoro 100 ton, Kopti Jawa Barat 1.290 ton, dan Kopti Jawa Tengah 300 ton. Dengan bantuan distribusi tersebut, setidaknya dapat mengurangi biaya produksi sekitar 200-500 per kg tergantung wilayah pendistribusian.

Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan BKP, Risfaheri saat dimintai keterangan, Senin (16/08/2021) menyampaikan dengan adanya bantuan subsidi distribusi atau transportasi, diharapkan pengrajin tempe dan tahu tetap semangat berproduksi untuk menyediakan pangan, serta dapat memberi efek psikologis untuk turunnya harga tempe dan tahu,

‘’Pemerintah akan terus berupaya menstabilkan pasokan dan harga pangan tidak hanya kedelai tetapi juga komoditas pangan lain terutama komoditas pangan pokok/strategis, sehingga masyarakat tetap dapat mengakses komoditas pangan dengan harga yang wajar di tengah pandemi COVID-19 saat ini’’ ujar Risfaheri.

Ketua Kopti Kabupaten Serang Dadan Subarna mengatakan harga kedelai tinggi berpengaruh terhadap para pengrajin, fasilitasi distribusi dari Kementan sangat membantu,

“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementan dan jajarannya yang telah membantu meringankan beban para pengrajin tempe dan tahun di wilayah Kopti Serang akibat tingginya harga kedelai. Harga kedelai saat ini cukup tinggi dibandingkan harga kedelai tahun sebelumnya, bantuan dari Kementan ini sangat bermanfaat bagi para pengrajin di masa seperti ini,” ujarnya.

Senada dengan Dadan, Ita salah satu pengrajin tempe dan tahu anggota Kopti Kabupaten Serang juga merasa senang atas bantuan subdisi dari Kementan,

‘’Alhamdulillah sangat membantu bagi kami pengrajin tempe dan tahu, karena biaya angkutnya dibantu oleh Kementan sehingga kami mendapatkan harga jual kedelai yang lebih murah. Semoga bantuan ini terus dapat dilakukan saat harga tinggi”.

Sejak awal tahun 2021, harga kedelai impor menunjukan tren kenaikan yang cukup signifikan, diatas harga acuan pemerintah yang ditetapkan sebesar 8.500 per kg di tingkat pengrajin tempe dan tahu. Kondisi ini tentu membuat pengrajin tempe dan tahu sebagai pelaku utama yang terdampak, menjadi pukulan terberat di tengah lesunya penjualan sebagai dampak pandemi COVID-19.

Tidak hanya dari sisi pengrajin, kalangan masyarakat juga merasakan imbasnya dengan adanya kenaikan harga kedelai. Hampir sebagian besar masyarakat mengkonsumsi tempe dan tahu setiap harinya karena harganya yang terjangkau dibandingkan dengan sumber protein hewani.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER