POLITIK

Maraknya Baliho, Bukti Elit Politik Tak Peka Saat pandemi

MONITOR, Jakarta – Ditengah situasi pandemi covid-19 yang belum juga mereda, baliho para elit partai politik sudah bertebaran menunjukkan kesiapannya dalam melakukan manuver politik dalam rangka mencari dukungan kepentingan pemilihan serentak nasional 2024.

Melihat fenomena ini, Neni Nur Hayati selaku Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia justru menilai pemandangan tersebut sangat tak elok apalagi disaat kondisi pandemi memburuk.

“Elite politik malah melakukan hal-hal yang diluar nalar. Pemasangan baliho siapapun sangat membuat ruang publik kita menjadi sesak dan sama sekali tidak ada urgensinya,” kritik Neni Nur Hayati, Sabtu (14/8/2021).

Dikatakan Neni, pemasangan baliho itu hanya semata-mata untuk pencitraan, menaikkan popularitas demi kepentingan Pemilu 2024. Padahal menurutnya, semarak pemasangan baliho itu hanya akan menjadi sampah visual.

Faktanya, kata Neni, di beberapa kabupaten/kota, baliho Puan dicoret-coret warga. Menurutnya hal ini menandakan bahwa dimata warga, pemasangan baliho itu tak lain hanya sebatas iklan. Publik memaknai iklan tersebut hanyalah sebatas janji belaka.

“Para elite politik hanya datang dan memberikan janji dalam menjelang momentum pemilihan serta kepentingan politik. Sama sekali tidak ada kontribusi konkrit yang dilakukan oleh elite politik di era pandemi ini,” tutur Neni.

Puan misalnya, Neni mengkritisi kinerja Legislator PDI Perjuangan itu dalam aspek pengarusutamaan kepentingan perempuan dan anak di era pandemi. Ia menilai strategi menyapa rakyat melalui baliho sama sekali tak memberikan dampak positif apapun.

“Strategi komunikasi politik yang kurang efektif. Tidak membuka dan memberikan ruang dialog kepada masyarakat melalui komunikasi. Padahal jalan dialog ini sangat baik apalagi mendengarkan keluh kesah rakyat. Bukan melalui benda mati yang memperlihatkan narsisme. Baliho itu hanya iklan,” tegas aktivis Nasyiatul Aisyiyah Jaba Barat ini.

Ia pun berharap pemimpin seharusnya memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, dan itu menjadi keterampilan yang lebih penting dari berbicara dan memasang iklan politik.

Recent Posts

One Way Arus Balik di Jalan Tol Trans Jawa Ditutup, Lalu Lintas Kembali Normal Sejak Selasa Ini

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berdasarkan diskresi Kepolisian menutup rekayasa lalu lintas…

45 menit yang lalu

Tiga Rest Area Travoy Paling Favorit di Jalur Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasamarga Related Business (JMRB) mencatatkan lonjakan kunjungan signifikan ke sejumlah rest…

1 jam yang lalu

Timnas Indonesia U-17 Menang 4 1 Atas Yaman, Erick Thohir: Perjuangan Belum Selesai

MONITOR, Jakarta - Timnas U-17 Indonesia selangkah lagi menuntaskan misi yang ditargetkan di Piala Asia…

2 jam yang lalu

Upaya Pemerintah Mewujudkan Swasembada Pangan

MONITOR, Majalengka - Presiden Prabowo Subianto menghadiri panen raya bersama petani di Desa Randegan Wetan,…

3 jam yang lalu

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

10 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

13 jam yang lalu