Jumat, 19 April, 2024

Konten Pertanian itu Mengedukasi dan Menginspirasi

MONITOR, Jakarta – Bagi para petani, dunia cocok tanam adalah mata pencaharian yang tergantikan. Bagi anak muda yang terjun ke sektor ini, pertanian adalah sektor yang prospektif dan menguntungkan. Bagaimana dengan para content creator yang membidik dunia pertanian dari balik lensanya?

MA Prapanca, Pemimpin Redaksi Channel Jagad Tani mengaku terkesan dengan sektor pertanian sehingga memilihnya menjadi tema dari channel yang ia bangun. “Tema ini memang belum sepopuler tema life style atau otomotif, tapi selalu ada yang menarik dan menginspirasi,” tuturnya saat menjadi narasumber talkshow Tani Inspiratif Kekinian (TIK TALK) di Gedung PIA, Kementerian Pertanian, Jakarta, Jum’at (30/7) .

Pemuda yang biasa dipanggil Panca ini menceritakan awal mula membuat konten pertanian, saat bertemu dua orang anak muda yang ia sebut Blue Punk. Kedua anak muda itu memulai usaha pertaniannya dengan usaha pertanian hidroponik di lahan 4×5 meter. Setelah mereka presentasi dan mendapatkan investor, mereka berhasil mengembangkan hidroponik dengan teknologi canggih. Saat ini hasil pertaniannya sudah masuk ke pasar premium dan omsetnya sudah di atas 200 juta rupiah.

“Bahkan mereka sekarang sudah bisa bikin sistem hidroponik yang paling canggih. Mereka tidak hanya menjual produk hidroponiknya, tapi sudah membuat sistem hidroponik untuk para pehobi yang sudah mapan,” tambahnya.

- Advertisement -

Setelah mendalami lebih jauh, lanjut Panca, ternyata banyak anak muda yang terjun ke dunia pertanian yang tidak kalah menarik dan inspiratif. Hal inilah yang menjadi alasan ia memilih segmen petani muda.

Saat ini menurut Panca, pihaknya tidak kesulitan lagi untuk mencari konten-konten yang menarik dari sektor pertanian. Konten-konten pertanian yang diposting di Jagad Tani viewersnya terus meningkat. Tentu saja, tambahnya, hal tersebut menguntungkan bagi pihaknya, di sisi lain juga banyak petani muda yang diliput bisnisnya menjadi berkembang karena bisa terhubung dengan investor atau jejaring pemasaran.

“Awalnya memang sulit ya menaikkan, tapi karena kontennya inspiratif, banyak yang diliput kemudian berkembang, sekarang sudah antri yang minta diliput. Selain bisa di monetize, juga kita membantu petani yang kita liput untuk berkembang,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurhandi Faruq, videographer channel Agromaritim. “Setelah saya jadi videographer pertanian, semua mimpi dan angan-angan saya hilang. Semuanya berganti dengan pertanian,” ucapnya.

Menurut pemuda yang sebelumnya berprofesi sebagai videographer berita ini, sebelumnya ia berangan-angan jika punya tanah akan membangun production house dan sejenisnya. Tapi setelah ia terjun meliput konten pertanian, maka ia ingin menjadikannya sebagai areal pertanian seperti yang pernah ia liput sebelumnya.

Menurutnya, sektor pertanian itu sangat menarik dan tidak menjemukan, dan bahkan ia mengaku semakin ingin terjun langsung ke pertanian. Terbukti dari konten-konten yang diunggah di channel Agromaritim yang baru berusia 3 bulan, sudah mendapatkan subscriber lebih dari 21 ribu.

Ia mengungkapkan salah satu upaya yang dilakukan timnya adalah membuat viewernya terinspirasi dari konten yang dimuat, tetapi merasa nyaman dengan gambar yang disajikan sehingga akan kembali mengunjungi channel tersebut.

Salah satu tipsnya, tambah Faruq, adalah sedekat mungkin ke objek. Hal ini dilakukan agar viewer merasa dekat dengan objek, merasa dekat dengan nara sumber. “Kalau sudah merasa dekat dengan objek, atau narasumber, penonton akan merasa akrab dan merasa bisa melakukan seperti apa yang dilakukan narasumber,” paparnya.

Faruq mengungkapkan, para petani di lapangan sebenarnya bisa membuat konten-konten menarik terkait apa yang dikerjakannya. Apalagi sekarang sudah dimudahkan dengan berkembangnya teknologi. “Yang penting jangan berpikir monetize dulu, buat koten yang manarik saja,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengapresiasi anak-anak muda yang kreatif mengemas informasi-informasi petanian dan mempublikasikannya secara digital kepada masyarakat.

Hal tersebut, menurut Kuntoro, semakin menguatkan bahwa sektor pertanian tetap aktif dan bekerja untuk menyediakan pangan bagi masyarakat. “Kita perlu menyampaikan kepada publik bahwa sektor pertanian tetap bekerja, petani-petani kita tetap bersemangat dan pertanian memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perekonomian nasional,” ucapnya.

Kuntoro juga mengungkapkan, sektor pertanian sejatinya sangat menarik, selain sangat prospektif dari sisi bisnis, pertanian juga bisa jadi life style yang bisa mengundang berbagai kalangan untuk terjun.

“Pemanfaatan media sosial, teknologi informasi, dan fasilitas-fasilitas pendukung di dalamnya menjadi sesatu yang sangat perlu kita perhatikan, kita ikuti dalam menyampaikan informasi kepada publik melalui konten-konten yang dikreasi secara digital,” pungkasnya (***)

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER