Kementerian PUPR

Pertimbangan Geologi Teknik dalam Perencanaan Pembangunan Infrastruktur

MONITOR, Jakarta – Pertimbangan geologi teknik sangat penting dalam perencanaan pembangunan infrastruktur agar menghasilkan produk infrastruktur yang lebih cepat, efisien, berkualitas, aman, dan berkelanjutan.

Pertimbangan geologi teknik sejalan dengan kondisi regional Indonesia yang dikelilingi lempeng aktif menghasilkan kondisi geologi yang beragam dimulai dari batuan kuarter, formasi vulkanik resen, formasi kenozoikum, formasi mesozoikum, formasi paleozoikum, batuan plutonik, batuan metamorf, dan gunung api aktif dengan potensi tinggi terjadinya bencana gempa bumi dan erupsi vulkanik gunung api.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan penyelidikan geologi teknik menentukan aspek keamanan (safety aspect). “Sebagai usaha mencapai keamanan bangunan, pemilihan lokasi yang tepat, dan menghindarkan seminimum mungkin pengaruh negatif pembangunan terhadap tata lingkungan serta meningkatkan efisiensi pembangunan seperti penentuan jenis batuan yang paling serasi untuk bahan bangunan; potensi air tanah; penentuan teknologi paling tepat sesuai dengan kondisi morfologi dan geologi,” katanya saat memberikan keynote speech pada acara Knowledge Sharing yang diinisiasi oleh Pusaka, Setjen Kementerian PUPR secara virtual, Jumat (23/7/2021).

Penerapan disiplin geologi teknik sendiri telah digunakan oleh Kementerian PUPR dalam siklus pembangunan infrastruktur atau biasa dikenal dengan SIDLACOM (Survey, Investigation, and Design), Pengadaan Lahan (Land Acquisition), Pelaksanaan Konstruksi (Construction), serta Operasi Pemeliharaan (Operation and Management).

“Geologi teknik penting untuk menajamkan aspek tata guna lahan, desain, hingga strategi konstruksi agar pembangunan yang dilaksanakan berjalan sesuai prinsip-prinsip infrastruktur berkelanjutan sehingga layak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan,” terang Basuki.

Beberapa contoh pembangunan infrastruktur yang menerapkan prinsip geologi teknik di antaranya yaitu pembangunan Bendungan Jatigede yang terhenti hingga puluhan tahun, kemudian atas instruksi Presiden Joko Widodo yaitu untuk dilanjutkan kembali karena manfaatnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Salah satu faktor yang menyebabkan tertundanya penyelesaian bendungan tersebut adalah keberadaan Sesar Baribis yang melewati bendungan tersebut. Keberadaan sesar bisa diantisipasi dengan dukungan data dan studi guna meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Selanjutnya, kondisi yang menonjol dengan pertimbangan geologi teknik lainnya, diantaranya longsor Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 arah Jakarta dan Likuifaksi Palu.

Recent Posts

Kemenperin Pacu Kualitas SDM Industri Kerajinan dan Batik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri kerajinan dan batik nasional agar semakin…

4 jam yang lalu

Mesin Pesawat Jemaah Haji UPG-05 Rusak, Kemenag Minta Garuda Indonesia Profesional

MONITOR, Jakarta - Pesawat Garuda Indonesia yang menerbangkan jemaah haji kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi…

6 jam yang lalu

Kemenag Gelar Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir 2024

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama kembali menggelar uji kompetensi bagi calon mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir…

7 jam yang lalu

Diduga Rugikan Negara Triliunan, KPK Diminta Usut Lelang Saham PT GBU

MONITOR, Jakarta - Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST), bersama-sama sejumlah elemen NGO dan tokoh penggiat…

8 jam yang lalu

Berangkatkan 573 PPIH Daker Makkah, Sekjen Kemenag Ingatkan Trilogi Tugas

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 573 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diberangkatkan hari ini,…

9 jam yang lalu

Menkominfo: Peresmian AHC Momentum Kembangkan Industri Media

MONITOR, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi bersama Menteri Badan Usaha Milik…

13 jam yang lalu