PERTANIAN

Porang, Dulu Tak Dilirik Sekarang Banyak Dicari Orang

MONITOR, Madiun – Porang menjadi salah satu komoditas super prioritas Kementerian Pertanian untuk meningkatkan nilai ekspor. Dalam skala luas, komoditas ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan mulai dari hulu hingga hilir dengan dukungan kelembagaan petani yang kuat dalam bentuk korporasi.

Madiun merupakan salah satu dari 263 Kabupaten yang akan difokuskan sebagai pengembangan Porang walaupun sejak tahun 1980-an, petani Madiun khususnya di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, sudah akrab dengan Porang.

“Waktu saya KKN, zaman kuliah dulu. Saya mendampingi petani di sini untuk membuat chip. Tapi tentu dengan cara yang tidak seperti sekarang ini. Masih tradisional,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy saat melakukan Gerakan Panen Porang bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis (17/06).

Parmo (47 tahun), salah satu petani di Desa Klangon mengatakan bahwa Porang awalnya tidak dilirik orang karena dianggap sebagai tanaman liar. Baru memasuki awal tahun 2000-an saat harganya mulai merangkak naik, orang beramai-ramai tanam Porang.

“Sebetulnya, tahun 60-an sudah ada Porang. Tapi memang mulai dibudidayakan tahun 1985. Waktu itu dibentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang mewadahi petani porang. Sekarang ada sekitar 350 petani yang menggarap 240 hektar,” ungkap Parmo.

Selain di Kecamatan Saradan, Porang di Madiun juga bisa ditemui di Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng dan Madiun.

Produksi umbi basah Porang di Madiun dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Tahun 2018, produksi umbi basah mencapai 8,8 ton, tahun 2019 melonjak menjadib 20,79 ton dan di tahun 2020 naik dua kali lipat, 50,1 ton.

Sama halnya dengan umbi basah, setiap tahun produksi chip juga mengalami peningkatan. Tahun 2018, produksi umbi basah mencapai 1,5 ton, tahun 2019 melonjak 3 kali lipat menjadi 5,1 ton dan di tahun 2020 naik lagi, 12,5 ton.

Menanggapi hal itu, Mentan SYL mengapresiasi dan mendukung kerja keras Bupati Madiun, Ahmad Dawani dalam mengembangkan Porang.

“Saya sudah dengar laporannya. Luar biasa Bapak Bupati kita. Teruskan dan jalankan dik. Tentu bersama Ibu Gubernur,” kata Mentan.

Sekarang inI, menurutnya banyak orang yang mencari bibit Porang. Ia berpesan, Porang ini jangan langsung dibawa keluar.

“Saya dukung Perda Bu Gub tentang larangan menjual katak, yang boleh keluar hanya chip dan tepung,” pungkasnya.

Recent Posts

BEM Nusantara DKI Jakarta Apresiasi Gubernur Tangani Persoalan Banjir

MONITOR, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara DKI Jakarta memberikan apresiasi kepada Gubernur Pramono…

6 jam yang lalu

DPR Desak Polisi Usut Kasus Jual Beli Rekening Judol, Dorong Pelaku Dijerat Hukuman Maksimal

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas pihak-pihak…

7 jam yang lalu

24 Calon Dubes Penuhi Syarat, DPR Harap Diplomasi RI Makin Kuat

MONITOR, Jakarta - Komisi I DPR RI telah merampungkan fit and proper test 24 calon…

7 jam yang lalu

DPR Desak Kasus Kematian Brigadir Nurhadi Diusut Transparan, Soroti Gaya Hidup Aparat

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifudin Sudding menegaskan bahwa penanganan kasus kematian…

8 jam yang lalu

571 Ribu Penerima Bansos Terindikasi Judol, Puan: Telusuri Tuntas, Masyarakat Rentan Jangan Jadi Korban

MONITOR, HJakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah segera melakukan penelusuran dan validasi…

8 jam yang lalu

IPW Sebut Penambahan Anggaran untuk Polri Adalah Sebuah Keniscayaan, Ini Alasannya

MONITOR, Jakarta - Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa penambahan anggaran…

15 jam yang lalu