MONITOR, Bekasi – Universitas Islam Siber Syaih Nurjati Cirebon (UISSI) sedang dipersiapkan pendiriannya oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI sebagai program strategis.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Prof. Dr. Suyitno, M.Ag berharap agar Tim Taskforce UISSI harus melakukan langkah-langkah kongkrit, terukur dan sistematis berapa dosen yang telah dilatih, modul yang dikembangkan dan infra struktur teknologi informasi yang ada.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang optimis tahun ini UISSI sudah membuka pembelajaran perdana untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI). “Dalam DIPA IAIN Cirebon sudah harus disiapkan anggarannya, jika diperlukan revisi anggaran penyelenggaraan PJJ PAI di tahun 2021”, kata Suyitno.
Bagi Suyitno pendirian PJJ PAI ini bukan sesuatu yang baru, karena kita sudah mempunyai pengalaman menjalankan pendidikan daring dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG), sejak tahun 2018. “Pengalaman menjalankan PPG saya kira menjadi sesuatu yang berharga untuk modal menyiapkan PJJ PAI”, terang Mantan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Sesditjen Pendis) Dr. Rohmat Mulyana, M.Pd mendukung inisiasi Diktis melakukan pendirian UISSI untuk optimalisasi peningkatan akses pendidikan bagi anak bangsa.
Rohmat Mulayana menambahkan harus dipikirkan skema pengelolaan pendanaan terbaik untuk penyelenggaraan UISSI, karena membentuk lembaga baru di lingkungan Kementerian Agama. “Anggaran Diktis yang ada harus diefisiensikan, kalau perlu dialokasikan dengan lintas direktorat karena telah menjadi program langsung dari Bapak Menteri Agama”, katanya.
Selain itu lanjut Rohmat, perlunya sumber daya manusia (SDM) agar lebih familier dengan teknologi informasi sebagai basis dari layanan cyber university. “perlu dibangun akademik cultur yang bagus, sehingga mempunyai accsesibilitas untuk pendidikan jarak jauh”, katanya.
Rohmat berharap agar kepada civitas akademika IAIN Cirebon dan Tim Taskforce UISSI Ditjen Pendidikan terus semangat untuk mewujudkan UISSI menjadi central of excellence. “UISSI menjadi distingtif yang unik diantara 59 PTKIN yang saat ini Kementerian Agama miliki”, harap Plt. Direktur PAI ini.
Rohmat memaparkan bahwa jumlah Guru PAI dan Madrasah yang belum memiliki ijazah S1 mencapai 61.295 orang dan sebagian besarnya atau 61%-nya adalah guru di sekolah dan madrasah di Jawa dan Bali. Ini menjelaskan bahwa ketimpangan mutu guru PAI dan madrasah massif terjadi, bahkan dominan di Jawa dan Bali.
Worshop Persiapan Statuta dan Ortaker UISSI didahului dengan benchmarking ke Universitas Cyber Asia di Pasar Minggu (14/6). Hadir dalam kegiatan, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Ruchman Basori, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama M. Adib Abdushomad, Kasubbag Tata Usaha M. Aziz Hakim, Tim Taskforce UISSI Ditjen Pendidikan Islam Mahrus El Mawa (Ketua), Syaifudin Zuhri (Anggota), Dian Sa’adillah dan Cepy Slamet (Tim IT), Rektor IAIN Cirebon Dr. Sumanta, M.Ag, Wakil Rektor I Saifuddin Zuhri, Wakil Rektor II Kartimi, Direktur Pascasarjana Dedi Djubaidi, para Dekan, Ketua Lembaga dan sejumlah civitas akademika lainnya. (RB)