Kamis, 25 April, 2024

Penuhi Kecukupan Pangan dari Pekarangan

MONITOR, Palu – Sebagai salah satu upaya dalam menguatkan ketahanan pangan keluarga, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) mendorong pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris BKP Kementan, Anas Yalitoba saat mengunjungi dua kelompok tani penerima kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (05/06/2021).

“Untuk itu kita dorong melalui Pekarangan Pangan Lestari (P2L) agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangannya dengan mudah dan dekat, karena sumber pangan berada di sekitar kita,” ujar Anas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KWT Kasiturusan, Lai Tondon mengungkapkan terima kasihnya atas adanya kegiatan P2L karena dengan itu dia dan anggotanya bisa memanfaatkan bantuan tersebut untuk menanam di pekarangan, dan hasilnya mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya.

- Advertisement -

KWT yang berlokasi di Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu Selatan ini memiliki jumlah anggota 30 orang, saat ini menanam berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, dan cabai.

“Kami sudah empat kali panen, dan hasilnya cukuplah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.

KWT Kasiturusan ini juga mengelola lahan kelompok seluas 400 meter yang ditanami kangkung. Sekali panen bisa menghasilkan 20 kg kangkung segar. Hasil panen kangkung tersebut mencukupi kebutuhan anggota, bahkan masih bisa dibagi ke masyarakat sekitar.

Hal yang sama juga nampak di KWT Limoyo Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Kelompok yang beranggotakan 28 orang ini juga menanam beraneka sayur tidak saja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga dijual untuk menopang pendapatan rumah tangga.

“Berbagai sayuran kami tanam di sini dan hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Bahkan kelompok kami pasok kebutuhan sayuran ke Pasar Tawaeli kota Palu,” ujar Ketua KWT Limoyo, Ervina.

Dari lahan pekarangan kelompok seluas 1.000 meter, ditanami aneka sayuran seperti tomat, terong, kangkung, jagung, dan cabai. Dia menyebut, sekali panen bisa mendapat keuntungan sekitar 300 ribu rupiah dari satu komoditas.

“Waktu kami panen kemarin, itu hasilnya ada kangkung 20 kg, bayam 15 kg, timun 50 kg, kami jual ke pasar. Bayam misalnya, itu dikonsumsi anggota KWT hanya sekitar 5 kg, 10 kilonya kami jual,” bebernya.

Ervina mengungkapkan, ke depannya dia dan anggotanya akan berupaya agar hasil panen dari pekarangan tersebut bisa masuk ke pasar modern di Kota Palu.

Aktifitas bertanam di pekarangan ini menarik perhatian Anas. Dia menekankan, P2L diharapkan bukan saja memenuhi kebutuhan keluarga, tapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

“Seperti yang seringkali ditekankan Menteri Pertanian Bapak Syahrul Yasin Limpo, memanfaatkan pekarangan ini tidak cukup hanya menjadi sumber pangan, tapi juga harus menjadi sumber pendapatan,” ujar Anas.

Selain itu, Anas menegaskan bahwa keberadaan P2L juga untuk mendukung adanya sumber pangan yang beragam, diharapkan kebutuhan gizi keluarga tercukupi dan setiap anggota keluarga dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Melalui P2L diharapkan pemenuhan pangan keluarga yang sehat dan kaya akan kandungan gizi baik, sehingga mampu menekan angka stunting.

Hal ini juga diungkapkan Kepala BKP Kementan, Agung Hendriadi dalam beberapa kesempatan bahwa P2L merupakan salah satu upaya manifestasi penguatan ketahanan pangan yang meliputi tiga aspek yaitu penguatan ketersediaan pangan, aksesibilitas pangan, dan penguatan pemanfaatan pangan. Pada aspek pemanfaatan pangan ini pemenuhan pangan yang beragam dan bergizi akan mendukung upaya penurunan stunting.

Dalam kunjungan tersebut, Anas meminta semua pihak saling bersinergi mewujudkan ketahanan pangan.

“Kegiatan P2L ini harus terus berjalan dan saya berharap pemerintah daerah mendukung sepenuhnya baik dengan mereplikasi kegiatan ini, maupun melakukan pembinaan terhadap masyarakat” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER