PERTANIAN

Bantul Panen Kedelai Seluas 9,7 Hektar

MONITOR, Bantul – Kelompok Tani Ngudi Makmur Dusun Nogosari, Desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan panen raya kedelai di areal persawahan dusun Nogosari seluas 9,7 hektare.

“Total panen kedelai di bulak Nogosari seluas 9,7 hektare dengan produktivitas rata-rata 1,9 ton kedelai per hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Yus Warseno usai menghadiri panen raya kedelai di Bantul, Kamis (6/5).

Menurut dia, komoditas kedelai yang dipanen oleh kelompok tani Ngudi Makmur adalah jenis non Genetically Modified Organism (GMO) atau organisme termodifikasi secara genetika, dan ditanam dengan bentuk kemitraan usaha terpadu dan terintegrasi.

“Produktivitas kedelai tersebut termasuk tinggi di atas rata-rata, hasilnya 80 persen premium kelas A, sementara rata-rata produktivitas kedelai di Yogyakarta hanya sekitar 1,3 ton per hektare,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya terus mendorong budi daya tanaman kedelai di Bantul, sehingga potensi tanaman kedelai seluas 700 hektare se-Bantul dapat tercapai di musim tanam 2021.

“Dengan begitu Bantul siap berkontribusi mendukung ketersediaan komoditas kedelai untuk Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam sambutan saat acara panen raya kedelai itu mengatakan, merasa senang dan bangga atas keberhasilan para petani di Nogosari, Desa Selopamioro yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi Makmur mengembangkan pertanian komoditas kedelai dengan hasil maksimal.

Bupati mengatakan, pengembangan pertanian di Bantul ke depan akan fokus pada penguatan kemitraan karena dapat memberbaiki sistem pertanian dari hulu sampai hilir, seperti dalam kemitraan komoditas kedelai di Nogosari yang hasilnya diserap perusahaan mitra dengan harga beli sebesar Rp8.500 per kilogram.

“Dengan kemitraan akan juga meningkatkan kualitas pertanian serta memiliki konsumen yang jelas-jelas menyerap hasil panen petani sehingga harga terjamin,” kata Bupati.

Oleh sebab itu, Bupati juga mengharapkan agar ke depan petani terus melakukan inovasi dalam menghadapi modernitas pertanian.

“Kami ajak para petani untuk berinovasi karena pertanian itu berkembang terus sehingga kalau ada metode baru yang lebih baik ya harus dapat diaplikasikan,” katanya.

Terpisah, Direktur Kedelai Amirudin Pohan telah memiliki strategi dalam menggenjot produksi kedelai tahun ini. Targetnya, produksi kedelai bisa mencapai 500.000 ton. Rencananya, total penanaman kedelai akan mencapai 325.000 hektar lahan.

Menurut dia, dengan tingkat produksi 1,5 ton per hektar maka diperkirakan produksi kedelai lokal bisa mencapai 500.000 ton.

Kategori lahan yang ditanami kedelai yakni lahan kering, lahan tadah hujan, lahan tumpang sari dengan jagung dan tebu, serta di lahan perkebunan kelapa sawit yang baru berusia 4 tahun. Lahan penanaman tersebar di berbagai daerah Indonesia, di antaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, jawa Barat, jawa timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tengara Barat, Lampung, Jambi, dan Banten.

“Daerah-daerah ini merupakan sentra kedelai yang selama ini sudah ada,” imbuh dia.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mendukung penuh bagi wilayah yang masih menggenjot produkis kedelai.

“Yang utama adalah terus memperkuat capaian kedelai, menata kesesuaian musim yang mengalami perubahan, dan mengawal kontrak pertanaman yang diarahkan untuk dijadikan benih kedelai pada musim berikutnya,”ujarnya.

Ia pun menambahkan salah satu program untuk mendukung kegiatan Produksi Kedelai tahun 2021 adalah Pengembangan Petani Produsen Benih Kedelai (P3BK) guna menjamin penyediaan dan kebutuhan benih kedelai bersertifikat. Ini penting mengingat kebutuhan kedelai meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai. Penyiapan bahan baku pangan yang segar perlu dilakukan dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal. Hal itu dilakukan dengan mendorong petani menanam kedelai bersertifikat.

“Kami ingin dengan adanya kegiatan ini penyediaan benih kedelai dapat dilakukan secara insitu,” kata Suwandi.

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk selalu mengawal berjalannya segala sesuatu yang menunjang proses produksi pertanian terlebih di masa pandemi yang belum kunjung berakhir ini.

Recent Posts

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

4 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

8 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

9 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

11 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

12 jam yang lalu

LBH GP Ansor Desak Nadiem Makarim Lindungi Mahasiswa Indonesia dari TPPO Berkedok Magang

MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…

14 jam yang lalu