Jumat, 29 Maret, 2024

Bersama ASEAN+3, BI Tingkatkan Penguatan Kerja Sama Keuangan Regional

MONITOR, Jakarta – Dalam pertemuan ke-24, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama keuangan regional untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan dalam menghadapi covid-19 serta meningkatkan kesiapan memasuki masa pascapandemi (post-pandemic era).

Terkait hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Antara lain melalui penurunan suku bunga kebijakan menjadi 3,5 persen yang merupakan tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah.

“Kemudian melakukan quantitative easing untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar, serta melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar,” ujar Perry dalam Pertemuan ke-24 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 secara virtual, Selasa (4/5).

Untuk mendukung pemulihan ekonomi domestik, lanjut Perry, BI juga menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan mendorong percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

- Advertisement -

Pada pertemuan tersebut, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 sepakat untuk memperkuat kerja sama keuangan yang dituangkan dalam Amandemen Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang mulai berlaku sejak 31 Maret 2021.

CMIM merupakan kerja sama keuangan ASEAN+3 dalam bentuk fasilitas dukungan likuiditas bagi negara yang menghadapi masalah likuiditas jangka pendek atau kesulitan neraca pembayaran. Kerja sama CMIM dibentuk pada 2010 dengan nilai komitmen kerja sama sebesar USD240 miliar.

Adapun penguatan kerja sama CMIM mencakup peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari 30 persen menjadi 40 persen, dan pemberian fleksibilitas dalam pemanfaatan kerja sama CMIM dalam mata uang lokal. Penggunaan mata uang lokal ini dilakukan dengan prinsip voluntary and demand driven.

Selain itu, negara-negara anggota juga menyambut baik ditandatanganinya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement sebagai milestone pendorong perdagangan dan investasi di kawasan. Negara-negara anggota mengharapkan agar perjanjian tersebut dapat segera berlaku efektif untuk semakin mendukung integrasi ekonomi kawasan.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF), sebagai mitra ASEAN+3.

Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi covid-19.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER