MONITOR, Kediri – Penyesalan Luhut Binsar Panjaitan akhirnya terbayarkan. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi ini mengaku merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi janjinya menemui para kiai sesepuh.
Ia pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman para kiai di Kediri, Jawa Timur, usai meninjau progres pembangunan Bandara Dhoho.
“Saya merasa berdosa sekali karena sudah berkali-kali janji untuk datang sowan ke para kyai sepuh yang sangat saya hormati, tapi baru sekarang bisa saya tepati,” ujar Luhut di lokasi.
“Saya sampaikan salam hangat dan ucapan terima kasih dari Presiden kepada para kyai sepuh atas bantuannya selama ini sehingga masyarakat bisa disiplin mentaati protokol kesehatan,” terangnya.
Luhut bercerita, hubungannya dengan para kyai sudah terjalin sangat lama, banyak kenangan mendalam yang dia alami dengan salah satu kyai sepuh sekaligus guru bangsa, yaitu Presiden ke-4 Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid.
“Dari Gus Dur saya menyadari satu hal bahwa tanpa Nahdlatul Ulama, Indonesia tidak akan pernah ada dan saya tetap merasa bahwa perekat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia salah satunya adalah NU,” terang Luhut.
Lebih jauh, ia meminta para kyai dan ulama berpengaruh ini memberikan peran yang substansial dalam proses berbangsa dan bernegara, seperti kondisi bangsa dan negara terutama di tengah masa pandemi ini.
“Meskipun vaksinasi telah berjalan, kita tetap harus berhati-hati, terutama bagi para kyai sepuh yang sudah menginjak usia lanjut. Jangan sampai ada kyai sepuh yang tidak divaksin,” tuturnya.