BERITA

Hasil Survei Pilwalkot Depok Meleset Jauh dari KPU, Ini Penjelasan DEEP

MONITOR, Depok – Direktur Democracy Electoral Empowerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi, menilai melesetnya hasil survei lembaganya soal elektabilitas 2 pasangan calon (paslon) di Pilwalkot Depok 2020, dikarenakan kurangnya jumlah responden.

Survei yang dilakukan tersebut menggunakan responden yang tidak masif. Artinya, setiap satu kelurahan hanya satu perwakilan anggota DEEP yang melakukan survei.

“Kalau hasil survei yang lain saya tidak paham. Apakah mereka merepresentasikan kelurahan atau hanya beberapa kecamatan, saya tidak paham,” kata Yusfitriadi, saat ditemui seusai peresmian kantor DEEP Kota Depok, di Pancoran Mas, Kamis (15/04).

“Tetapi yang pasti kita kurang responden, karena dalam metodelogi ilmiah, responden itu minimal 10 persen dari populasi penduduk Kota Depok,” jelasnya.

Disebutkan Yusfitriadi, selain kurangnya responden, melesetnya hasil survei DEEP, lantaran survei yang dilakukan hanya kepada kaum muda dan pelajar.

“Jadi bagaimana kecenderungan pelajar dan kaum muda, tidak responden secara general semua usia, karena memang basis kita di kaum muda.”

“Dan sangat mungkin kemudian kaum muda menghedaki adanya perubahan kepemimpinan. Itu sangat mungkin, sehingga hasil survei kita (meleset) seperti itu,” jelasnya.

Kemudian yang terakhir, lanjut Yusfitriadi, melesetnya hasil survei DEEP, disebabkan survei yang dilakukan tidak mendekati hari pelaksanaan pemilihan, sehingga hasilnya meleset jauh.

“Hasil survei kita itu tidak dekat hari H, kalau hari H itu akan real. Kita mengeluarkan survei itu satu minggu sebelum hari H, masih ada space waktu 7 hari.”

“Sehingga agak repot kalau survei itu jauh dilaksanakan dari hari H. Karena dua hari atau tiga hari agenda politik, kita tidak tahu apa yang terjadi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Pilwalkot Depok diikuti oleh dua pasangan calon (paslon), Pradi Supriatna-Afifah Alia nomor urut 1 dan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono nomor urut 2.

Hasil survei DEEP yang dirilis pada pekan terakhir (4/12/2020) menjelang Pilwalkot (9/12/2020), menyatakan elektabilitas Pradi-Afifah unggul sebesar 60 persen dibandingkan Idris-Imam yang hanya 31 persen. Sisanya 9 persen responden lainnya menyatakan tidak tahu.

Sedangkan, hasil resmi penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, Idris-Imam unggul 55,55 persen dibandingkan rivalnya yang hanya memperoleh suara sebanyak 44,55 persen.

Recent Posts

Dirjen PHU Ingatkan Petugas Haji Agar Hilangkan Ego Sektoral saat Bertugas

MONITOR, Jakarta - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (2014-2017) Abdul Djamil mengingatkan seluruh petugas haji…

2 jam yang lalu

Kemenperin Bersama Industri TPT Menghadapi Tantangan Global

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya membangkitkan kembali kinerja industri tekstil dan produk tekstil…

7 jam yang lalu

Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Reguler Hingga 25 April 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama memperpanjang Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler…

10 jam yang lalu

Panglima TNI: Revisi UU TNI Berdasarkan Prinsip Demokrasi dan Supremasi Sipil

MONITOR, Jakarta - Dinamika lingkungan strategis menuntut TNI untuk selalu beradaptasi dan semakin profesional dalam…

12 jam yang lalu

Pengamat: Layak Diapresiasi Publik, Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi

MONITOR, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Spora Communication, Dr. Rizky Fajar Meirawan, menilai capaian…

14 jam yang lalu

Ramai Kasus Pelecehan Dokter, Legislator Minta Korban Jangan Malu Lapor dan Polisi Harus Cepat Respons

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez menyoroti maraknya peristiwa kekerasan seksual…

14 jam yang lalu