Sabtu, 23 November, 2024

Tinjau Implementasi Kebijakan Pendidikan, Nadiem Optimis Kaltim Cetak SDM Unggul

MONITOR, Kaltim – Dalam lawatannya ke Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 6 s.d. 7 April 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menunjukkan optimismenya atas perkembangan implementasi kebijakan pendidikan di Kalimantan Timur.

Kunjungan kerja Mendikbud menitikberatkan pada pembangunan SDM melalui sejumlah terobosan Merdeka Belajar yang dihadirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diantaranya Program Guru Penggerak, Kampus Merdeka, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) Merdeka.

Selain itu, Mendikbud juga meninjau pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2021, seleksi calon guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK), serta penerapan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan 30 Maret 2021 lalu.

Pada hari pertama kunjungan kerjanya, Mendikbud meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di Dome Kota Balikpapan dan berbincang bersama calon Guru Penggerak dan pengajar praktik calon Guru Penggerak angkatan I Kabupaten Penajam Paser Utara dan angkatan II Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

- Advertisement -

Terkait pelaksanaan vaksinasi bagi 1.000 PTK yang ditinjau Mendikbud, ia menekankan, “sudah sejak Januari 2021 satuan pendidikan diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Namun, sedikit sekali sekolah yang melakukan. Padahal anak-anak sudah kehilangan begitu banyak pembelajaran. Sekarang sudah tidak ada alasan untuk tidak melakukan PTM terbatas karena gurunya sudah divaksinasi”.

“Segera lakukan PTM terbatas agar kita bisa mengejar ketertinggalan. Transformasi pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar perlu kita akselerasi,” tekan Mendikbud sambil mengingatkan pentingnya protokol kesehatan dalam menerapkan PTM terbatas.

Berbincang dengan para calon Guru Penggerak dan pengajar praktik, Mendikbud mengajak para guru bersama menggerakkan roda pendidikan dari bawah.

“Tidak mungkin inisiatif itu hanya datang dari pemerintah, melainkan juga dari para guru di akar rumput. Dengan begitu, kita bisa segera mencapai visi Ki Hadjar Dewantara,” tutur Mendikbud mengaku selalu takjub dan optimis ketika berdialog dengan semua yang terlibat dalam Program Guru Penggerak.

Mendikbud menyatakan bahwa akan terus berupaya menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik. Di mana di dalamnya tidak hanya dialokasikan bantuan yang bersifat materil, melainkan juga ada guru penggerak, kepala sekolah penggerak, dan organisasi penggerak.

Harapannya, seluruh unsur penunjang di satuan pendidikan tersebut dapat menciptakan sekolah penggerak. Selain itu, Mendikbud berharap peserta didik sebagai orientasi dalam pembelajaran di satuan pendidikan, mampu mengembangkan diri sesuai potensi, bakat, dan minatnya.

Pada hari kedua kunjungan kerja, Mendikbud mengawali kunjungannya ke Institut Teknologi Kalimantan (ITK) untuk meresmikan Laboratorium Terpadu dan menyerahkan Surat Keputusan (SK) program studi (prodi) baru¬¬. Kunjungan kerja berakhir di SDN 025 Penajam Paser Utara (PPU). “Dengan adanya rencana pembangunan ibukota di Kalimantan Timur, serta melihat begitu banyak aset alami dan industri-industri yang berkembang di daerah Kalimantan Timur, ITK bisa menjadi salah satu percontohan universitas terbaik,” ucapnya.

Menurutnya, hal ini dapat memicu pembangunan yang Indonesia sentris dan pembangunan SDM unggul di Kalimatan Timur. Meskipun, ia mengingatkan bahwa perlu ada komitmen dan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen untuk terus berinovasi dan mengimplementasikan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) semaksimal mungkin.

Mendikbud menaruh harapan yang besar kepada semua perguruan tinggi negeri dan swasta di Kalimantan Timur untuk bertransformasi dan bergabung dalam berbagai program MBKM.

“Sebagai bagian dari Kampus Merdeka, anak-anak akan mengerjakan proyek-proyek antar mahasiswa dan dosen baik di dalam, maupun di luar kampus. Antar kampus juga bisa menjalin kerja sama yang akan meningkatkan kualitas dan mutu lulusan perguruan tinggi,” urainya.

Ditambah lagi, Mendikbud mengaku senang karena berkesempatan berbicara dengan para penerima KIP Kuliah Merdeka. Kebijakan KIP Kuliah Merdeka yang berlaku untuk tahun 2021 lebih mengedepankan prinsip keadilan. Karena ada peningkatan biaya uang kuliah tunggal (UKT) sehingga calon mahasiswa yang kurang mampu namun berprestasi memiliki kesempatan lebih luas dalam memilih perguruan tinggi. Selain itu, orang tua merasa terbantu dan lebih berani melepas anaknya karena ada peningkatan pada besaran biaya hidup calon mahasiswa.

“Saya luar biasa senangnya karena kita baru saja mengubah kebijakan KIP Kuliah untuk angkatan 2021 menjadi KIP Kuliah Merdeka. Yang dulunya anak-anak yang menerima KIP Kuliah itu banyak yang terdiskriminasi karena mereka tidak berani ataupun tidak diterima di program-program yang lebih mahal, sekarang prodi itu maksimal dapat dibayarkan sampai dengan 12 juta per semester oleh pemerintah, serta ada diferensiasi majemuk untuk biaya hidup di masing-masing kota,” terang Mendikbud yang ingin anak-anak tidak mampu bisa meraih mimpi setinggi mungkin.

Pemerintah Kabupaten PPU menyatakan 70 persen PTK-nya telah divaksinasi secara lengkap. Di SDN 025 PPU, Mendikbud meninjau pelaksanaan PTM terbatas siswa-siswi kelas 1-6 SD. “Saya mengapresiasi langkah sekolah-sekolah yang PTK-nya sudah divaksinasi secara lengkap untuk segera melakukan PTM terbatas. Kita bisa lihat bagaimana anak-anak tertib protokol kesehatan dan antusias belajar di ruang kelas,” ujarnya.

Selain mengamati pelaksanaan PTM terbatas, Mendikbud juga berdialog dengan perwakilan warga sekolah SDN 025 serta sekolah lainnya, calon Guru Penggerak angkatan I, dan pemerintah kabupaten PPU.

Mendampingi Mendikbud, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian memberikan apresiasi yang tinggi atas implementasi program-program yang berhasil diwujudkan Kemendikbud. Ia melihat bahwa sebagai gambaran Indonesia di masa depan, Kalimantan Timur khususnya PPU harus mengedepankan pembangunan SDM yang unggul.

“Kuncinya ada pada guru,” tegasnya.

“Terima kasih Mas menteri sudah memberikan dukungan untuk percepatan vaksinasi, percepatan pengangkatan guru ASN PPPK, kemudian Program Guru Penggerak dan hal-hal lainnya yang sudah kita dengar selama dua hari ini. Mudah-mudahan menjadi berkah dan menambah semangat kita semuanya,” tutup Hetifah.

Pada titik akhir ini Mendikbud didampingi oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian; Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Jumeri; Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril; Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto; Staf Khusus Mendikbud Bidang Pemerintahan, Jurist Tan; Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Abdul Kahar; Bupati Kabupaten PPU, Abdul Gafur Mas’ud; serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PPU, Alimuddin.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER