POLITIK

Survei SMRC, Banyak Warga Semakin Takut Bicara Politik

MONITOR, Jakarta – Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan, banyak masyarakat yang kian takut berbicara masalah politik. Hal ini disebabkan adanya penangkapan semena-mena yang dilakukan aparat penegak hukum.

Dalam survei SMRC ini menunjukkan sekitar 39% warga mengaku sering atau selalu takut bicara masalah politik, dan 32% menyatakan takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum.

“Walau tidak mayoritas, tapi kita perlu peduli karena angka ini menunjukkan peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya,” kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad.

Temuan itu disampaikan Saidiman dalam rilis hasil survei secara daring bertajuk “Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI” pada Selasa, 6 April 2021, di Jakarta.

Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari – 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07%.

Menurut Saidiman, yang menilai masyarakat takut berbicara tentang masalah politik naik dari 14% pada Juli 2009 menjadi 39% saat ini.

Demikian pula, yang menilai masyarakat takut karena karena penangkapan semena-mena oleh aparat hukum naik dari 23% pada survei Juli 2009 menjadi 32% dalam survei Maret 2021.

Selain itu, survei SMRC juga menunjukkan, yang menilai masyarakat takut ikut organisasi naik dari 9% pada survei Juli 2009 menjadi 20% saat ini. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut ikut organisasi.

Survei SMRC juga menemukan, yang menilai masyarakat takut melaksanakan ajaran agama meningkat dari hanya 2% pada survei Juli 2009 menjadi 11% dalam survei Maret 2021. Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut melaksanakan ajaran agama.

“Kecenderungan ini perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah mengingat dalam masyarakat demokratis, warga justru seharusnya berani membicarakan masalah politik, berorganisasi, serta tidak khawatir dengan aparat keamanan, dan tidak takut untuk melaksanakan ajaran agamanya,” ujar Saidiman.

Saidiman menunjukkan bahwa kecenderungan untuk menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik ini terutama ditemukan di kalangan mereka yang cenderung menganggap negatif kinerja Jokowi dan pemerintahannya.

Sekitar 48% dari warga yang kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi yang menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik. Sementara di kalangan yang sangat/cukup puas angkanya hanya 37%.

Demikian pula, sekitar 47% dari warga yang menganggap kondisi ekonomi Indonesia buruk menganggp masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara di kalangan yang menganggap kondisi ekonomi baik angkanya hanya 31%.

Sekitar 51% dari warga yang menganggap kondisi politik Indonesia buruk menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara di kalangan warga yang menganggap kondisi politik baik angkanya hanya 26%.

Sedangkan dilihat dari sisi demografi, yang menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik lebih ditemukan di kalangan usia 25 tahun ke bawah, berpenghasilan lebih tinggi, dan berpendidikan lebih tinggi.

Sekitar 54% warga berusia 25 tahun ke bawah menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara hanya 30% warga berusia di atas 55 tahun yang berpandangan demikian.

Sekitar 51% warga berpendidikan SMA dan 43% warga berpendidikan perguruan tinggi menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara hanya 29% warga berpendidikan SD yang berpandangan demikian.

Sekitar 45% warga berpenghasilan Rp 2 juta/bulan ke atas yang menganggap masyarakat selalu atau sering takut bicara politik, sementara hanya 31% warga berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta/bulan yang berpandangan demikian

Recent Posts

MRC 2025 Diikuti 616 Tim, Kemenag Pastikan Madrasah Siap Bersaing

MONITOR, Bogor - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa untuk menciptakan inovasi teknologi…

2 jam yang lalu

Kemenperin Pacu Penguatan Keselamatan Industri Kimia melalui Konsorsium Indonesia-Jepang

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian kembali memperkuat komitmennya dalam penerapan Smart Industrial Safety (SIS) melalui…

3 jam yang lalu

Menag Dorong Siswa Madrasah Jangan Hanya Unggul Agama Tapi Juga Teknologi

MONITOR, Bogor - Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka ajang Madrasah Robotics Competition (MRC) 2025 yang…

3 jam yang lalu

Panglima TNI Hadiri Kejuaraan Menembak Kasau Cup 2025

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri Kejuaraan Menembak Kasau Cup 2025…

10 jam yang lalu

Pendaftaran PAI Fair Dibuka Hingga 15 November 2025

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama membuka pendaftaran PAI Fair 2025.…

12 jam yang lalu

KPID Banten Jatuhkan Sanksi kepada Radio Angkasa FM Terkait Siaran Iklan

MONITOR, Banten - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten secara resmi menjatuhkan sanksi administratif berupa…

20 jam yang lalu