POLITIK

Mantan Diplomat AS: Indonesia Bisa Maju Lebih Cepat dari China

MONITOR, Jakarta – Mantan diplomat Amerika Serikat (AS) Stanley Harsha  menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia bisa maju lebih cepat dari China karena memiliki demokrasi dan banyak inovasi. Indonesia bisa menjadi kekuatan utama dunia, asalkan menanamkan modalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Indonesia bisa maju,  sekarang sudah sangat maju cepat. Saya sendiri punya pendapat, yang saya tidak dapat membuktikan, bahwa Indonesia akan maju lebih cepat daripada China, karena memiliki demokrasi yang bebas dan ada dorongan untuk inovasi,” kata Stanley dalam Webtalk Hubungan Luar Negeri Gelora dengan tema ‘Masa Depan Hubungan RI-AS, Peluang dan Tantangan’ di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Menurut Stanley, negara yang memiliki pemimpin yang mengontrol kebebasan berpikir dan demokrasi seperti China tidak akan bisa bertahan lama dalam era saat ini. Apalagi China saat ini memiliki hutang yang cukup besar mencapai 300 persen dari GDP dan banyaknya angka korupsi  di negara tersebut.

“Karena itu, China bukan ancaman Amerika. China juga tidak bisa menaklukkan dunia dan banyak dikelilingi negara yang tidak berteman dengan China. India, Vietnam, Taiwan dan Korea mempunyai senjata yang kuat dan canggih, tidak takut ancaman dari China,” katanya.

Stanley mengatakan, Indonesia bisa melampaui China dalam bidang ekonomi, sumber daya manusia. Ia mengaku bisa memfasilitasi Indonesia untuk mengirimkan SDM untuk menempuh pendidikan di Universitas-universitas ternama di Amerika.  

“Kalau membagikan teknologi kepada Indonesia sudah cukup banyak. Untuk kemanusiaan dan dipakai secara damai, apalagi untuk membela laut Indonesia, pasti akan dibagi,” kata Stanley Harsha yang juga seorang penulis buku ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia-AS memiliki kesamaan tiga hal, yakni sama-sama masyarakatnya multikultur dari berbagai etnis.

“Kesamaan kedua negara yang fundamental ada pada sistem demokrasi, ada kemiripan sistem demokrasi, berbeda dengan China. Ketiga sama-sama berorientasi pada pasar, dan ini  kesamaan yang kuat,” kata Anis Matta.

Dengan tiga kesamaan tersebut, Anis Matta berharap Indonesia-Amerika bisa duduk bersama untuk menentukan tatanan dunia baru. Sebab, pandemi Covid-19 saat ini membawa dampak panjang dan destruktif bagi ekonomi semua negara dunia, yang bisa menyebabkan krisis sosial. 

AS dibawa pimpinan Presiden Joe Biden yang didukung Partai Demokrat juga sudah menyadari bahwa tidak bisa lagi menjadi kekuatan tunggal dunia, dan harus bekerja sama dengan negara lain seperti Indonesia. 

“Indonesia sudah jadi kekuatan utama ASEAN dan  jumlah umat Islamnya terbesar di dunia. Dua aset utama tersebut bisa sebagai modal Indonesia secara global untuk menentukan tatanan dunia baru,” katanya. 

Indonesi-AS, kata Anis Matta, bisa melakukan kerjasama regional untuk mempertahankan kawasan dari ancaman negara lain sehingga ekonominya akan tumbuh tidak seperti di Timur Tengah yang penuh dengan konflik.

Kerjasama lain yang bisa ditingkatkan adalah membangun infrastuktur energi terbarukan di Indonesia, karena membutuhkan teknologi dan investasi yang besar.

 “Jika tidak dimanfaatkan Amerika, celah ini tentu akan diisi oleh negara lain dari sisi bilateral , karena Indonesia butuh alternatif,” katanya.

Selanjutnya, kerjasama lain yang bisa dilakukan antara Indonesia-AS adalah transfer teknologi. Kegagalan Indonesia selama ini, menurutnya, tansfer teknologi sudah dilakukan pada masa Orde Baru, namun tidak diintegrasikan dengan sistem ekonomi. 

“Oerientasi teknoogi kuat,  tapi kelamahannya belum diintegasi dalam sistem ekonomi, sehingga pertumbuhan teknologi tidak sebanding dengan pertumbuhan ekomomi. Amerika bisa menjadi patner dalam hal itu,” tegass Anis.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Mattta ini berharap ide dan gagasan besar Partai Gelora bisa disampaikan Stanley Harsha ke Presiden Joe Biden dan Kongres AS, serta Partai Demokrat. 

“Saya kira akan menjadi kerjasama stretegasi bagi Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk kerjasma dalam biang pendidikan. Ini agenda yang kita perjuankan di Indonesia, bisa dishare ke Demokrat dan Kongres . Ini ini bagua dari agian dari narasi besar Partai Gelora,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag Tegaskan Pendidikan Islam Harus Jawab Krisis Global

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan…

3 jam yang lalu

KKP Tambah Scanner Radioaktif Baru, Dukung Kelancaran Ekspor Udang

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku satu - satunya Certifying Entity (CE)…

5 jam yang lalu

Bimas Kristen dan Katolik Gelar Festival Kasih Nusantara 2025, Perkuat Solidaritas di Momen Natal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menggelar Festival Kasih Nusantara 2025. Kegiatan yang dirangkai dengan Perayaan…

6 jam yang lalu

Sepanjang 2025, Kemenag Kukuhkan PAI sebagai Agenda Pembangunan Nasional

MONITOR, Jakarta - Sepanjang 2025, Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama mengukuhkan peran PAI…

11 jam yang lalu

Penyediaan Akomodasi hingga Konsumsi Jemaah Haji di Saudi Masuki Tahap Akhir

MONITOR, Jakarta - Proses penyediaan layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi jemaah haji Indonesia di Arab…

14 jam yang lalu

Gelar Festival Kasih Nusantara 2025, Kemenag: Perkuat Kerukunan Umat Beragama dan Cinta Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama RI menggelar Festival Kasih Nusantara 2025 yang dirangkai dengan Perayaan…

20 jam yang lalu