MONITOR, Jakarta – Hasil survei lembaga Indometer menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat meningkat, sehingga menempatkan partai politik berlambang mercy itu berada di urutan keempat setelah PDI Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Direktur Eksekutif Indometer, Leonard SB, mengungkapkan bahwa meskipun posisinya masih berada di puncak, tapi elektabilitas PDIP mengalami penurunan. Sebaliknya, menurut Leonard, Partai Demokrat justru mengalami peningkatan.
“Elektabilitas Partai Demokrat melonjak, sementara PDI Perjuangan turun, dan dua parpol papan tengah, PKS dan PSI konsisten naik,” ungkap, dalam siaran persnya, Jakarta, Kamis (18/2/2021).
Berdasarkan temuan survei Indometer, Leonard menjelaskan, elektabilitas PDIP turun menjadi 22,3 persen, padahal pada Juli 2020 sebesar 26,8 persen dan naik pada survei Oktober 2020 menjadi sebesar 31,6 persen.
Leonard menyebutkan, elektabilitas Partai Demokrat sendiri melesat menjadi delapan persen, setelah sebelumnya sempat turun dari 3,9 persen pada Juli 2020, menjadi 3,2 persen pada Oktober 2020. Dengan kenaikan itu, Partai Demokrat melejit ke peringkat empat besar setelah PDIP, Partai Gerindra dan Partai Golkar.
Sedangkan PKS naik dari 4,9 persen pada Juli 2020 menjadi 5,7 persen pada Oktober 2020 dan kini 7,6 persen. PKS berada pada peringkat kelima, dan selisih elektabilitas dengan Golkar hanya terpaut 0,7 persen. PSI naik dari 4,4 persen pada Juli 2020 menjadi 4,8 persen pada Oktober 2020 dan kini 4,9 persen.
Menurut Leonard, kenaikan pesat elektabilitas Partai Demokrat dan penurunan pada PDIP tidak lepas dari isu kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang terjadi pada kader partai politik berlambang kepala banteng itu. Bansos merupakan hal yang sensitif di kalangan publik di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan seperti sekarang ini.
Tetapi tentu saja jarak elektabilitas Partai Demokrat dengan PDIP masih terpaut sangat jauh. Masih ada dua partai politik besar lain di posisi tiga besar, yaitu Partai Gerindra (14,1 persen-14,4 persen-13,5 persen) dan Partai Golkar (8,2 persen-8,0 persen-8,3 persen).
Posisi papan tengah lainnya diisi PKB (5,4 persen-5,1 persen-5,3 persen), Partai NasDem (4,2 persen-3,6 persen-3,5 persen), PPP (2,1 persen-1,9 persen-2,0 persen) dan PAN (2,3 persen-1,1 persen-1,5 persen).
Pada posisi papan bawah, partai politik baru Partai Ummat memimpin dengan elektabilitas 0,9 persen. Lainnya adalah Perindo (0,7 persen-0,5 persen-0,6 persen), Partai Hanura (0,3 persen-0,4 persen-0,3 persen) dan Berkarya (0,4 persen-0,3 persen-0,1 persen).
Tiga parpol lama, PBB, PKPI dan Partai Garuda tidak berhasil meraih dukungan. Parpol baru lain yang mulai muncul adalah Partai Gelora (0,2 persen), sedangkan Masyumi belum menuai sama sekali. Masih ada pula 19,4 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Survei Indometer dilakukan pada 1-10 Februari 2021 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
MONITOR, Makkah - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengajak ribuan jemaah umrah untuk mendoakan Indonesia.…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 resmi berlangsung pagi ini di Istora Senayan Jakarta…
MONITOR, Minahasa - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengingatkan tanggal 24 November 2024 sudah memasuki…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi dengan meraih Penghargaan Emas…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 siap digelar pada Minggu, 24 November 2024, di…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar ajang perdana Kepustakaan Islam Award (KIA) di Jakarta…