POLITIK

Mardani Pertanyakan Efektifitas Kebijakan PPKM Mikro

MONITOR, Jakarta – Anggota DPR RI, Mardani Ali Sera, mempertanyakan dijalankannya kembali kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro oleh Pemerintah Pusat.

“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro per 9 Februari (2021) mulai dilakukan. Kebijakan tersebut dikeluarkan untuk membatasi gerak masyarakat dalam lingkup kecil. Desa, kelurahan dan RW. Namun pemerintah tidak mengatur sanksi bagi pelanggar PPKM Mikro tersebut. Efektifkah?,” ungkapnya kepada MONITOR dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (10/2/2021).

Mardani menilai bahwa PPKM Mikro itu menyisakan masalah dasar tentang peta zonasi yang jadi acuan pembatasan daerah. Menurut Mardani, dengan testing atau pengetesan Covid-19 Indonesia yang tergolong kecil, maka peta zonasi layaknya peta buta dan tidak mewakili peta penyebaran.

“Berbeda bila pembatasan dilakukan pararel terhadap semua wilayah berbasis komunitas,” ujarnya.

Selain itu, Mardani mengatakan, sanksi juga jadi sorotan. Mardani menyebutkan, sanksi memang diserahkan kepada masing-masing kepala desa atau kelurahan, tapi wajar jika publik berpikir apakah kebijakan ini efektif atau tidak, mengingat tak ada paksaan terhadap masyarakat.

“PPKM Mikro kali ini terasa lebih longgar jika dilihat dari operasional toko dan WfH (Work from Home),” kata Politikus PKS itu.

Mardani menyampaikan, berkaca pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan PPKM sebelumnya, tanpa sanksi yang tegas justru membuat kebijakan PPKM tidak efektif.

“Masih banyak ditemukan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. Sekarang tanpa ikatan punishment, proses penegakan berpotensi akan relatif lebih sulit untuk ditegakkan,” ungkapnya.

Perlu diingat, lanjut Mardani, berbagai program pembatasan yang tdk menurunkan penyebaran kasus, pada akhirnya akan berdampak kepada perekonomian. Maka dari itu, Mardani menilai, tidak salah jika timbul pertanyaan apa jaminan PPKM Mikro bisa menurunkan kasus harian ketika peta zonasi yang digunakan tidak akurat serta pelonggaran diperluas.

“Kolaborasi lintas ahli dan sektor amat penting untuk mengatasi pandemi ini. Lalu opsi menarik rem darurat juga layak dipertimbangkan, salah seorang ahli menyebut kebijakan pemerintah empat-lima bulan lebih lambat dari pergerakan virus. Tidak salah hal tersebut dijadikan bahan evaluasi,” ujarnya.

Terakhir, Mardani mengatakan, pengawasan berbasis masyarakat harus diperkuat. Caranya, menurut Mardani, dengan melatih warga untuk melakukan pengawasan serta promosi kesehatan di lingkungan sekitar, kemudian maksimalkan Puskesmas sebagai sarana alur pelaporan agar respons cepat bisa terwujud.

“Dua minggu ke depan akan jadi pembuktiannya. Masyarakat juga harus ambil peran karena kebijakan pemerintah dalam menangani Covid-19 khususnya 3T, akan berjalan percuma jika tidak diikuti kedisiplinan individu masyarakat. PSBB/PPKM hanya strategi tambahan, jika strategi utama 3T tidak dilaksanakan secara optimal maka hasilnya tidak akan efektif. Kebijakan yang tepat tanpa diiringi dengan perilaku mikro yang benar maka hasilnya tidak terlihat,” katanya.

Recent Posts

Menteri UMKM Tegaskan Pentingnya Sterilisasi Pasar Domestik dari Produk Impor

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan pentingnya pasar…

48 menit yang lalu

DPR Minta Banjir Aceh dan Sumatera Segera Ditetapkan Sebagai Bencana Nasional

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mendorong Pemerintah untuk segera menetapkan…

1 jam yang lalu

PMI Manufaktur Nasional Catat Angka Tertinggi Jelang Akhir Tahun

MONITOR, Jakarta - Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan tren positif memasuki akhir tahun 2025. Setelah beberapa…

3 jam yang lalu

Maxim Salurkan Ratusan Paket Makanan bagi Warga Terdampak Banjir Sumut

MONITOR, Jakarta - Maxim menunjukkan kepedulian kepada masyarakat dengan menyalurkan ratusan paket makanan bagi warga…

5 jam yang lalu

DPR Minta Mahasiswa Terdampak Bencana Diberi Dispensasi Akademik Hingga Keringanan UKT

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati menyampaikan keprihatinan mendalam…

6 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan Rp250 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor Sumbar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp250 juta untuk masyarakat Sumatera Barat…

6 jam yang lalu