PERTANIAN

Gunungkidul Panen Ribuan Hektar Tanaman Palawija Pada Musim Tanam Pertama

MONITOR, Gunungkidul – Kabupaten Gunungkidul memulai masa panen musim tanam pertama tahun 2021. Musim hujan pertama tahun 2020/2021 maju tidak seperti tahun tahun sebelumnya, sehingga panen pun maju lebih awal.

Bambang Wisnu Broto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul lebih jauh menjelaskan sampai dengan pertengahan Januari 2021 pertanaman palawija seluas 1.141 Ha di Gunungkidul telah dipanen, dan diperkirakan terus bertambah. Sampai akhir Januari hingga awal Febuari semua tanaman palawija meliputi jagung, kedelai dan kacang tanah diperkirakan telah selesai dipanen.

Komoditas kacang tanah telah panen 963 Ha, hampir seluruh Kapanewon mulai panen kacang tanah, paling luas ada di Kapanewon Tanjungsari telah panen seluas 265 Ha dan Kapanewon Girisubo 209 Ha. Kemudian Kapanewon Tepus 176 Ha. Sedangkan jagung baru panen 162 Ha dengan luasan 101 Ha di Purwosari dan Tanjungsari 35 Ha. Untuk komoditas kedelai telah panen 16 Ha di Playen, Semin, Ngawen dan Nglipar.

Menurut Bambang, data tersebut di dapat dari monitoring di lapangan dan laporan para petugas pertanian.

“Mudah mudahan saat pandemi begini petani tetap produktif menghasilkan pangan, agar pangan kita terjaga,“ jelas Bambang Wisnu Broto.

Usmandoyo, salah satu Petugas Pertanian Kapanewon Tepus telah melakukan ubinan bersama pada panen kacang tanah dengan Poktan Sedyo Makmur, Purwadadi, Tepus. Hasil ubinan didapat 3,07 kg polong per ubin dan 3,01 kg polong per ubin. Jika dikonversikan maka didapat kurang lebih 4,8 ton polong basah kacang tanah per hektar, atau 1,53 ton wose kering kacang tanah.

Sedangkan Bekti, Petugas Pertanian Kapanewon Playen melakukan ubinan dengan hasil ubinan kacang tanah sebesar 2,92 kg polong basah, jika dikonversikan mendapatkan hasil 4,7 ton polong basah kacang tanah per hektar atau 1,49 ton wose kering per hektar. Dengan harga kacang tanah wose saat ini di petani mencapai Rp 22.000 per Kg maka petani akan mendapatkan hasil kisaran Rp 30 juta per hektar.

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan bahwa komoditas tanaman pangan jangan hanya terpaku pada pasi saja.

“Kita kembangkan juga palawija seperti kedelai dan kacang-kacangan untuk ketahanan pangan sebagai bentuk pangan lokal,” ujarnya.

Di bawah komando Mentan Syahrul Yasin Limpo Kementan sudah melakukan inovasi baru untuk mendorong industri pangan lokal yang selanjutnya orientasi ke ekspor.

Recent Posts

Menag Ajak Umat Teladani Kepribadian Nabi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat Islam untuk meneladani kepribadian Nabi Muhammad…

1 jam yang lalu

Dipimpin Puan, Reformasi DPR Diawali Gebrakan Progresif

MONITOR, Jakarta - Langkah DPR RI berbenah diri di bawah kepemimpinan Ketua DPR Puan Maharani…

6 jam yang lalu

Nadiem jadi Tersangka, JPPI: Pendidikan Harus Dibersihkan dari Gurita Korupsi

MONITOR, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji mengatakan penetapan Eks Mendikbudristek…

8 jam yang lalu

Gagal Lolos Parlemen, Mardiono Dinilai Tak Layak Pimpin PPP Lagi

MONITOR, Jakarta - Politisi senior PPP Jakarta yang juga eks Anggota DPRD DKI Jakarta dua…

9 jam yang lalu

Prof Rokhmin Dahuri serukan Aksi Kolektif selamatkan DAS Cimanuk – Citanduy

MONITOR, Indramayu - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri menyerukan aksi kolektif…

11 jam yang lalu

Peringati Maulid, Menag Kenalkan Konsep Ekoteologi pada Presiden dan Wapres

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah…

12 jam yang lalu