PARLEMEN

Ketua Komisi IV DPR: Solusi Kedelai Harus Lakukan Pengawasan Ketat

MONITOR, Jakarta – Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian hari Rabu (13/01) membahas program-program krusial yang harus dikawal tahun 2021, salah satunya terkait penyediaan kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan untuk ketersediaan kedelai lokal perlu penyiapan benih. Kementerian Pertanian (Kementan) atas arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo perlu melakukan langkah strategis selama kurun waktu 200 hari ke depan. Yaitu rencananya bulan Januari sampai dengan Maret tanam 37 ribu hektar. “Sebagian besar untuk disiapkan sebagai benih, sekitar 18 ribu hektar untuk ditanam bulan April sampai Juni. Saat tanam betul-betul dikawal jangan sampai calon benih ini nanti dijual jadi kedelai konsumsi,”sebut Suwandi.

Sebagai gambaran sentra kedelai ada di beberapa provinsi seperti Jateng, Jabar, Jatim, Sulut, Sulbar, Sulsel, NTB, Kalsel, Lampung, Jambi, dan Banten. Produktivitas kedelai rata-rata saat ini 1,4 ton per hektar. Secara riset ada beberapa varietas unggul yang bisa mencapai di atas 2 ton per hektar. Kementan sedang menyiapkan varietas kedelai unggul untuk mempercepat proses penanaman produksi lokal dalam kurun waktu 200 hari ke depan. Varietas tersebut antara lain Biosoy, Detap 1, Dega 1, Dena 1, Dering 1, Anjasmoro dan Grobogan.

Saat ini, dukungan kedelai tahun 2021 ada di APBN sekitar Rp 180 Milyar untuk luasan 125 ribu hektar, sisanya Suwandi berharap adanya dukungan dari KUR, investor atau tambahan dan realokasi anggaran. Adapun realisasi KUR tahun lalu tercatat sekitar Rp 170 Milyar.

Berikutnya ia menyebut bahwa target selanjutnya provitas ditingkatkan. “Kedelai ini kan memang rawan hama penyakit, misalnya ulat grayak, penggerek polong dan tikus. Jadi supaya dikerahkan varietas unggul yang bisa mencapai di atas 2 ton per hektar. Tanam kedelai bisa dilakukan di lahan kering, lahan tadah hujan, tumpangsari dengan jagung, tebu maupun dengan kelapa sawit sebelum mencapai umur 4 tahun,” ujar Suwandi

Ia pun menyoroti kerangka kebijakan kedelai yang selama ini non lartas, tidak ada larangan ataupun batasan impor bahkan dengan tarif bea masuk nol persen perlu dilakukan langkah solusinya. Seperti perlunya importir membantu benih kedelai dan produksi supaya diserap dengan harga yang disepakati

Menanggapi hal ini, Sudin, Ketua Komisi IV DPR RI menegaskan sangat pentingnya pola pengawasan. “Periode ini proporsi pengawasan harus besar,” ujarnya. Sudin mewakili anggota komisi IV DPR RI meminta pemerintah melakukan tata kelola kedelai nasional salah satunya supaya pemerintah mewajibkan importir menyediakan benih kedelai dan menyerap produksi petani kedelai nasional.

Recent Posts

Timur Tengah Memanas, HIMPUH Minta Anggotanya Terus Berkoordinasi dengan Maskapai

MONITOR, Jakarta - Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) mengimbau seluruh anggota HIMPUH dan jemaah…

9 menit yang lalu

Kemenperin Dukung Produksi Nira Gula dari Batang Sawit Tua

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian meresmikan secara simbolis dimulainya pilot project produksi nira gula sawit…

17 menit yang lalu

Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Siap Tersambung Penuh Tahun 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya…

37 menit yang lalu

Grand Final Ambassador UPH 2025, Persiapkan Mahasiswa Unggul dan Berdampak

MONITOR, Banten - Universitas Pelita Harapan (UPH) sukses menggelar acara Grand Final Ambassador of UPH…

1 jam yang lalu

Harapan HKTI Lumajang pada Munas X, Kongres Tani, dan Tani Fest 2025

MONITOR, Lumajang - Ketua HKTI Lumajang, M. Jamaluddin, menyampaikan harapannya dalam Musyawarah Nasional (Munas) X…

2 jam yang lalu

Ini Strategi KKP Agar Lulusan Satuan Pendidikan Kelautan Perikanan Tidak Nganggur

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya…

3 jam yang lalu