PEMERINTAHAN

Manfaatkan Air Hujan, Padat Karya ABSAH Kementerian PUPR TA 2021 Mencakup 273 Lokasi

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH) untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak Pandemi COVID-19. Pada TA 2021, pembangunan infrastruktur ABSAH dilaksanakan melalui Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) di 273 lokasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp 80 miliar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Program PKT dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi. Tujuannya adalah untuk mendistribusikan uang hingga ke desa-desa.

“Selain untuk meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok. Pola pelaksanaan PKT harus memperhatikan protokol physical & social distancing untuk pencegahan penyebaran COVID-19,” ujar Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Infrastruktur ABSAH utamanya dibangun di daerah kering untuk menampung air hujan sebagai sumber air baku bagi masyarakat. Inovasi ini dinilai sangat membantu penyediaan air bersih dan air minum bagi masyarakat yang bersumber dari air hujan dengan memenuhi baku mutu untuk layanan standar kebutuhan air baku minimal.

Diharapkan teknologi ABSAH juga turut membantu masyarakat di daerah susah air khususnya di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi COVID-19. Sehingga masyarakat akan terbantu secara sosial maupun ekonomi karena tidak harus membeli air (memanfaatkan air hujan).

Pembangunan ABSAH akan melibatkan masyarakat penerima manfaat untuk masing-masing lokasi dengan total target 2.662 tenaga kerja. Prinsip kerja Teknologi ABSAH adalah infrastruktur penyediaan air baku mandiri dengan menampung air hujan dalam tampungan yang disaring dengan media akuifer buatan (kerikil,pasir, bata merah,batu gamping, ijuk, dan arang).

Inovasi ini sudah banyak diterapkan oleh Kementerian PUPR di wilayah sulit air/kering karena faktor geologi dan iklim, pulau – pulau kecil, dan daerah berair asin seperti Pulau Miangas, Pulau Hiri, Pulau Pasi, dan Pulau Lombok. Pada TA 2020, Program PKT ABSAH telah menjangkau 104 lokasi senilai Rp 37,8 miliar dan menyerap 849 tenaga kerja.

Infrastruktur ABSAH salah satunya yang telah selesai dan diserahterimakan berada di Kabupaten Kubu Raya. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR berupa teknologi ABSAH dan air gambut sebagai sumber air baku masyarakat di daerah Sungai Kakap dan Sungai Ambawang. Air ABSAH sendiri menggunakan air hujan sebagai bahan baku utama untuk dikonsumsi menjadi air minum dan instalasi air gambut diproses digunakan untuk mandi dan mencuci.

Recent Posts

Fahri Hamzah Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Peristiwa Bencana Sumatera

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) RI sekaligus Wakil Ketua…

6 jam yang lalu

Puncak HGN 2025: Doa Guru, Ekoteologi, Kedermawanan dan Kolaborasi Nasional

MONITOR, Jakarta - Peringatan Puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang dikemas dalam “Doa Guru…

7 jam yang lalu

Kemenag Realisasikan Tunjangan Sertifikasi Guru Non ASN Senilai Rp749 Miliar Lebih

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka semarak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh…

8 jam yang lalu

Menteri UMKM Dorong Produk Kosmetik Lokal Kuasai Pasar Domestik Hingga Go Global

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan dukungan penuh…

10 jam yang lalu

ICMI Harus Mampu Pimpin Inovasi & Keberlanjutan Ekologis

MONITOR, Denpasar - Pada tahun ini, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) genap berusia 35 tahun,…

11 jam yang lalu

JTT Tingkatkan Kualitas Jalan Tol Jakarta–Cikampek Jelang Akhir Tahun 2025

MONITOR, Bekasi - Menjelang periode libur akhir tahun, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) terus memperkuat…

13 jam yang lalu