MONITOR, Jakarta – Riset yang dilakukan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) belum lama ini menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, masih kalah dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Pilpres 2024 mendatang.
Bahkan, hasil survei juga menunjukkan, separuh pemilih partai berlambang kepala garuda di Pemilu 2019 tidak akan memilihnya lagi di Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, ada beberapa faktor penyebab beralihnya suara pemilih Gerindra kepada sejumlah tokoh lain di antaranya adalah faktor seringnya Prabowo mencalonkan diri tetapi tidak pernah menang.
“Barang kali pemilihnya juga bosan, pasangan calon yang diusung beberapa kali ikut kontestasi tetapi kalah melulu. Itu kalau kita bicara fakta politik kekuasaan,” kata Fadhli, Rabu (30/12).
Faktor lain, menurut analis politik asal UIN Jakarta ini adalah masuknya Prabowo ke dalam koalisi pemerintah. Menurutnya, banyak di tingkat ‘grassroot’ pemilih Prabowo yang tidak setuju.
“Pemilih Prabowo lebih setuju kalau Gerindra berada di luar kekuasaan. Faktanya berbeda, Gerindra lebih memilih masuk dengan alasan rekonsiliasi sementara grassroot tidak,” terangnya.
Lebih lanjut, menurut Fadhli faktor kemunculan pemimpin muda yang memiliki prestasi. Hal ini barangkali menjadi salah satu pertimbangan pemilih Gerindra yang ingin ada regenerasi kepemimpinan nasional.
“Bisa disebut masa atau zaman keemasannya (Prabowo) sudah habis. Pemilih Gerindra khususnya milenial barangkali lebih tertarik dengan pemimpin muda ikut kontestasi mendatang,” pungkasnya.