MONITOR, Jakarta – Hari pertama bertugas menjadi Menteri Sosial (Mensos) Tri Risma Maharini langsung tancap gas. Perempuan yang akrab disapa Risma itu melakukan ‘blusukan’ ke sejumlah titik di wilayah Ibu kota DKI Jakarta.
Dalam blusukanya Mantan Walikota Surabaya berbicara langsung dengan beberapa Pemulung yang tinggal di bawah kolong jembatan di area belakang Kemensos.
Risma seperti memotret lanscap kehidupan di tengah pusat pemerintahan tanah air yang kumuh, miskin dan kurang tertata rapi. Untuk itulah dia berjanji akan memberikan tempat layak huni dan keterampilan khusus bagi mereka agar supaya tidak lagi memulung.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai blusukan Risma seperti membuka kotak pandora kehidupan sebagian masyarakat ibukota.
“Blusak Risma menguak sisi lain ibukota. Di titik pusat pemerintahan tepatnya di belakang Kementerian Sosial masih ada kehidupan yang kurang mendapat perhatian khususnya dari pemda DKI Jakarta,” ujarnya, Selasa (29/12/2020).
Fadhli mengatakan blusukan Risma seperti menjadi tamparan keras bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di tengah sejumlah raihan penghargaan yang diperolehnya.
“Aku pikir ini tamparan keras buat Anies. Penghargaan yang diterima Anies seperti tercoreng tinta hitam, hasil blusukan Risma,” terangnya.
Lebih lanjut, menurut analis politik asal UIN Jakarta itu, gaya kepemimpinan Risma ini bisa menjadi ancaman politik elektoral bagi Anies Bawedan jika saja Risma mampu menguak hal lainnya. Sebab, bukan tidak mungkin jika tak ada narasi pembanding dari Anies, maka citra yang dibangun Anies bisa berujung respon negatif dari masyarakat.
“Aku pikir ini bisa menjadi ancaman bagi elektabilitas Anies, setidaknya jika Anies kembali maju di Pilkada DKI 2024, dan Risma muncul sebagai penantangnya. Bagaimana tidak? tiba-tiba Risma menguak sisi kesejahteran masyarakat Jakarta dengan memainkan sisi humanisnya. Dan aku pikir ini sangat telak,” pungkasnya.