PERTANIAN

Ekonom Faisal Basri Dukung Program Diversifikasi Pangan Lokal

MONITOR, Jakarta – Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjalankan progran diversifikasi pangan lokal secara masif dan berkelanjutan. Menurut Faisal, diversifikasi pangan harus dilakukan untuk diversifikasi pangan dan menguatkan ketahanan pangan nasional.

“Diversifikasi pangan harus dilakukan. Nah kan ada tuh subtitusi mengganti mie dari gandum ke singkong, lalu ada juga makanan olahan lain yang berbahan dasar ubi dan sagu. Menurut saya ini harus didorong terus oleh pemerintah,” ujar Faisal salam webinar Kompas TV, Selasa, 22 Desember 2020

Di samping itu, Faisal juga mengapresiasi penurunan angka defisit pangan nasional yang terjadi sejak 2 tahun terakhir. Apalagi, berdasarkan data dari global food security index, pertumbuhan pertanian Indonesia masih menunjukkan trend positif.

“Defisit pangan nasional dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan. artinya kian hari kian turun. Kita juga bersyukur bahwa dimasa pandemi ini, data global food security index menunjukan bahwa pertumbuhan pertanian masih positif,” katanya.

Faisal menambahkan, ke depan baik Kementan maupun Kementerian lainya terus bekeja dan menjadikan momentum pandemi sebagai ajang peningkatan ekspor. Mengani hal ini, Faisal mengaku optimis Indonesia mampu bangkit dari gejolak krisis pandemi Covid 19.

“Kunci dari menguatkan pangan nasional adalah memperkokoh sistem logistik. kalau boleh usul, sebaiknya pemerintah memperbaiki tol tol laut untuk mendistribusikan logistik pangan kita,” katanya.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa program diversifikasi pangan lokal merupakan bagian dari program strategis Kementan yang saat ini terus dijalankan secara masif di seluruh wilayah Indonesia.

“Diversifikasi pangan adalah program yang kita dorong. Misalnya kita dorong sagu, singkong dan pisang untuk makanan konsumsi sehat. kemudian kita juga mendorong penggunaan pekarangan rumah untuk membuat cadangan logistik di desa, camat dan kabupaten. Bukan hanya itu saja, kita sedang mengembangkan smart farming dan menjalankan program Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor). Semua program tersebut saling Terkait untuk mewujudkan ketahanan pangan,” katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian saat ini tengah mendorong penerapan Integrated farming dengan program turunanya seperti budidaya Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Penerapan program tersebut merupakan upaya pemerintah dalam penyediaan sumber pangan secara berkelanjutan.

Recent Posts

Soroti Promo Nikah Siri, Kemenag: Risiko Administratif dan Risiko Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama menyoroti maraknya promosi jasa nikah…

13 menit yang lalu

Desakan Mundur Ketum PBNU Gus Yahya Dinilai Kepentingan Personal

MONITOR, Jakarta - Ketua Aliansi Kaum Sarungan, Abdul Azis, menanggapi memanasnya dinamika internal Pengurus Besar…

8 jam yang lalu

Kemenperin Cetak SDM Ahli Digital untuk Percepat Transformasi Industri 4.0

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan daya saing industri, Kementerian…

11 jam yang lalu

Kementerian UMKM Perkuat Ekosistem Usaha Lewat MikroDOTS di CFD Pontianak

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyelenggarakan MikroDOTS (Desk on The…

12 jam yang lalu

Menag Luncurkan Logo Natal Kemenag 2025 di Acara Jalan Sehat Lintas Agama

MONITOR, Jakarta - Rangkaian Perayaan Natal Kementerian Agama (Kemenag) 2025 dibuka dengan Jalan Sehat Lintas…

14 jam yang lalu

Kemenperin dan BSN Perkuat IKM Batik Lewat Pemenuhan Standardisasi Produk

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) batik…

15 jam yang lalu