MONITOR, Jakarta – Munculnya gerakan 212 di Tanah Air hampir setiap tahun mencuri perhatian masyarakat luas. Pada setiap tanggal 2 Desember, umat Islam yang tergabung dalam wadah alumni 212 menggelar sebuah pertemuan.
Di masa pandemi ini, alumni 212 menggelar pertemuan massal berbentuk dialog nasional 212 bersama 1000 ulama dan tokoh agama di Tanah Air. hanya saja, forum tersebut digelar secara daring.
Ketua Pusat Studi Pancasila, Agama dan Trisula (Puspat) Universitas Darul Ulum Jombang, Mubarok Muharrom, menilai gerakan ini mampu menjadi embrio kemajuan Islam di Indonesia.
Hanya saja, kata Mubarok, anggapan gerakan 212 sebagai gerakan pemersatu Islam sejauh ini masih dipertanyakan. Menurutnya, masih ada dua ormas Islam terbesar yang mengendalikan umat Islam di negeri ini yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
“Gerakan 212 sebagai gerakan pemersatu Islam masih dipertanyakan,” kata Mubarok, dalam diskusi online yang digelar Madani Connection, belum lama ini.
“Karena dua organisasi terbesar di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah tidak mendukung. Gerakan 212 adalah gerakan yang salah, ini dimata NU. Muhammadiyah juga demikian, tidak mendukung, akan tetapi posisinya juga tidak terlalu mengecam,” terang Dosen Universitas Darul Ulum Jombang ini.
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi. Menag…
MONITOR, Merauke - Karantina Papua Selatan melakukan pemeriksaan terhadap 275 ekor kepiting bakau yang akan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR Fadli Zon menekankan wacana pemberian hak kewarganegaraan ganda…
MONITOR, Aceh Tamiang - Kementerian Pertanian RI melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bersama Sekretaris Badan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menghadiri pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional…
MONITOR, Jakarta - PT Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan…